TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Putra mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, Mukhriz Mahathir, mengumumkan pencalonannya untuk posisi puncak partai penguasa dalam pemilihan akhir tahun di tengah ancaman perebutan kekuasaan dari oposisi.
Mukhriz Mahathir mengumumkan pencalonannya akhir pekan untuk ketua muda United Malays National Organisation (UMNO) yang telah memimpin koalisi yang berkuasa sejak kemerdekaan Malaysia.
Baca Juga:
"Jika saya diberi mandat untuk memimpin UMNO muda, tujuan saya adalah mengembalikan partai ke jalurnya untuk mendorong meraih kembali momentum yang telah hilang dari kepemimpinan lima tahun terakhir," kata Mukhriz kepada AFP.
Partai Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi itu memperoleh hasil terburuk dalam pemilihan 8 Maret lalu, dengan kehilangan dua pertiga mayoritas di parlemen dan kontrol di lima negara.
Abdullah menghadapi desakan untuk mundur, sementara Mahathir memimpin desakan untuk menghentikan penggantinya itu setelah hubungan antara keduanya memburuk di tahun 2006.
Baca Juga:
Tekanan itu melemah setelah Abdullah setuju untuk mengalihkan kekuasaan kepada wakilnya Najib Razak tahun 2010, namun Abdullah mengatakan dia akan mengejar posisi puncak UMNO dalam pemilihan partai bulan Desember.
Mukhriz mempertanyakan jejak rekam Abdullah setelah menggantikan Mahathir tahun 2003, dengan menuduhnya tidak cukup membangun negara di tengah korupsi besar-besaran, perekonomian yang buruk, dan kejahatan yang meningkat.
"Abdullah seharusnya tidak mencalonkan sebagai presiden di pemilihan akhir tahun," ujarnya.
"Dalam tiga bulan akan kembali seperti biasa bagi Abdullah, namun seperti yang ditunjukkan pemilihan Maret, bersikap biasa tidak baik bagi partai," tambahnya. "Kami perlu perubahan yang dapat dipercaya dan harus dilakukan."
Mantan Wakil Perdana Menterii Anwar Ibrahim yang kembali ke parlemen setelah 10 tahun telah bersumpah menggulingkan pemerintah pada 16 September.
Anwar, yang memimpin aliansi oposisi Pakatan Rakyat membutuhkan 30 legislator pemerintah yang menyeberang ke pihaknya untuk membentuk pemerintahan selanjutnya.
Serangkaian pesan pendek (SMS) penyeberangan telah menyebar ke seluruh negeri akhir-akhir ini, sehingga Abdullah harus membantah spekulasi tersebut kemarin.
AFP/Erwin Z