TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris terus maju dengan rencananya untuk melonggarkan lockdown virus Corona (COVID-19). Hari ini, mereka menerbitkan panduan melonggarkan lockdown setebal 50 halaman yang berjudul "Our Plan to Rebuild: The UK Government's COVID-19 Strategy".
Namun, alih-alih panduan itu disambut dengan pujian, pemerintah Inggris malah dikritik pakar dan parlemen. Menurut mereka, panduan yang dikeluarkan pemerintah Inggris kurang jelas dan menimbulkan kebingungan.
"Yang dibutuhkan warga sekarang adalah kejelasan dan kepastian. Namun, saat ini, keduanya sama-sama tidak ada," ujar anggota Partai Buruh, Keir Starmer, dalam rapat dengar pendapat di gedung parlemen Inggris, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 11 Mei 2020.
Dalam panduan yang diterbitkan, tercantum aturan-aturan yang harus dipatuhi ketika lockdown dilonggarkan. Beberapa di antaranya adalah tahapan membuka bisnis, imbauan untuk tidak naik transportasi umum, perlunya memakai masker, dan aturan karantina untuk pendatang.
Namun, bagi beberapa orang yang telah menerima panduan itu, penjelasan yang diberikan kurang detil. Misalnya, untuk pelaku bisnis, apa yang harus mereka lakukan untuk menjaga keselamatan karyawannya.
Aturan untuk transportasi umum pun dirasa kurang jelas. Misalnya, operator transportasi diminta untuk membatasi jumlah penumpang untuk memastikan jarak fisik tetap terjaga. Namun, kata Starmer, bagaimana hal itu akan dilakukan dan bagaimana warga akan diimbau tidak terpapar jelas di panduan. "Kalian meminta orang untuk mematuhi aturan yang belum ada," ujar Starmer
Kepala Serikat Dagang, Len McCluskey, juga bertanya-tanya dengan panduan yang diberikan. Salah satunya soal penggunaan masker. Panduan tersebut meminta publik membuat masker mereka sendiri untuk mencegah penularan virus Corona. Namun, kata McCluskey, selama ini pemerintah bersikeras masker tidak dibutuhkan. "Jutaan orang Inggris akan dibuat sangat kebingungan," ujarnya.
Saking membingungkannya panduan yang diberikan pemerintah Inggris, kepala pemerintahan di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara memutuskan untuk bertahan dengan aturan yang lama: tetap di rumah. Menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon, mengatakan bahwa satu-satunya perubahan yang akan ia buat hanyalah memperbolehkan orang-orang berolahraga lebih lama di luar.
Menanggapi kritikan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berjanji akan mengeluarkan panduan dan aturan yang lebih detil. Terutama, kata Johnson, untuk pemilik usaha dan operator transportasi publik.
"Kami konsisten dengan apa yang telah kami sampaikan selama ini. Sebelumnya, kami menyarankan warga untuk tinggal di rumah jika memungkinkan dan baru pergi bekerja jika mendesak. Apa yang berbeda sekarang hanyalah penegasan terhadap aturan itu," ujar Johnson tanpa memperjelas apa yang ia sampaikan.
Per hari ini, Inggris memiliki 219.183 kasus dan 31.855 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19).
ISTMAN MP | REUTERS