TEMPO.CO, Wellington – Pemerintah Selandia Baru mengizinkan sejumlah bisnis seperti pusat perbelanjaan, kafe dan gymnasium untuk kembali beroperasi setelah turunnya kasus infeksi baru virus Corona.
Pelonggaran pembatasan, yang sebelumnya diterapkan, mulai berlaku pada Senin pekan ini.
“Saya mengumumkan Kabinet setuju kita telah siap untuk masuk ke level 2 yaitu membuka ekonomi tapi melakukannya dengan seaman mungkin,” kata Jacinda Ardern, Perdana Menteri Selandia Baru, seperti dilansir Reuters pada Senin, 11 Mei 2020.
Negara di kawasan Pasifik ini sempat menjalani pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi selama sebulan.
Pembatasan yang disebut level empat ini mulai dilonggarkan pada akhir bulan lalu.
Pemerintah Selandia Baru terus menegakkan aturan social distancing atau jaga jarak sosial untuk mencegah wabah virus Corona merebak lagi.
Menurut Ardern, Selandia Baru mulai masuk ke level 2 yang berarti perusahaan ritel, restoran, dan tempat publik lainnya termasuk area bermain atau playground bisa mulai dibuka sejak Kamis pekan ini.
Pemerintah Selandia Baru tetap mengharuskan lokasi bisnis untuk menerapkan physical distancing atau jaga jarak antar manusia.
Pemerintah juga mensyaratkan lokasi bisnis menerapkan standar higienitas di lokasi masing-masing.
Sekolah-sekolah bakal mulai buka kembali pada Senin pekan depan. Sedangkan bar baru diizinkan beroperasi pada 21 Mei.
Pemerintah Selandia Baru juga membatasi acara pertemuan sosial tidak lebih dari sepuluh orang.
“Kita harapkan mayoritas bisnis di Selandia Baru bakal buka dalam sepuluh hari ke depan. Ini lebih cepat dibandingkan negara-negara lain di seluruh dunia,” kata Ardern soal relaksasi terkait wabah virus Corona yang mereda.
Ada 1.494 kasus infeksi virus Corona di Selandia Baru dengan 93 persen pasien mengalami kesembuhan. Data dari Johns Hopkins University menyebut ada 21 orang korban meninggal di sana.
Wabah virus Corona menyebar di Kota Wuhan, Cina, sejak Desember 2019. Wabah ini telah menelan korban jiwa sebanyak sekitar 283 ribu orang di 185 negara. Korban sembuh sebanyak 1.4 juta orang seperti dilansir situs Johns Hopkins University.
Sekitar 4.1 juta orang terinfeksi. AS mencatat ada 1.3 juta orang terinfeksi virus Corona dengan korban jiwa sebanyak sekitar 80 ribu orang dan 216 ribu orang sembuh.