TEMPO.CO, Jakarta - Kepala kontra-intelijen militer Jerman meminta maaf karena tidak sengaja menghapus peta Israel dalam laporan tahunan.
Badan intelijen militer yang dikenal dengan akronim Jerman-nya, MAD, mengatakan pada Kamis bahwa draf awal laporan tahunan 2019 mereka keliru menggambarkan Israel dengan warna yang sama dengan negara tetangga Yordania.
Dikutip dari Times of Israel, 7 Mei 2020, MAD mengatakan kesalahan itu langsung diperbaiki dan penyelidikan diluncurkan. Penyelidikan menyimpulkan bahwa kesalahan itu disebabkan oleh kurangnya ketelitian dan kontrol kualitas dan bukan tindakan yang disengaja atau bermotif politik, kata MAD.
"Saya sangat menyesalkan kejadian ini dan secara tegas meminta maaf," kata ketua MAD Christof Gramm, seraya mencatat bahwa tugas agensi tersebut termasuk memerangi anti-Semitisme dan ekstremisme di dalam militer.
Im ersten öffentlichen Bericht des #MAD fehlt Israel auf einer Karte. @bundeswehrInfo @AugenGeradeaus @AuswaertigesAmt pic.twitter.com/3NOCkaZ23w
— Klemens Köhler (@WarumDresden) May 6, 2020
Juru bicara MAD Peter Weier menjelaskan dalam versi pertama dari "Laporan MAD" kesalahan terjadi pada peta wilayah operasional Bundeswehr dengan partisipasi MAD, menurut laporan Middle East Monitor. "Ketika secara grafik mengedit area operasi Yordania, Israel juga secara tidak sengaja diwarnai dan kemudian tertutupi warna," kata Weier.
"Saya secara intensif bertukar pandangan tentang kesalahan ini dalam percakapan pribadi dengan karyawan yang bertanggung jawab," kata Dr Christof Gramm kepada Jerusalem Post via email.
Penghilangan Israel dari peta yang mencakup Timur Tengah menarik perhatian setelah pengguna Twitter bernama Klemens Köhler menulis, "Dalam laporan publik pertama MAD, Israel tidak ada di peta."
Kementerian Pertahanan Jerman menanggapi di Twitter bahwa kesalahan itu adalah produk dari masalah perangkat lunak. Kementerian Pertahanan Jerman juga berterima kasih atas koreksi pengguna Twitter dan sedang menyelidiki kesalahan tersebut.