TEMPO.CO, Paris – Jutaan warga Prancis bersiap untuk keluar rumah pada Senin pekan ini setelah pengenduran pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi atau lockdown terkait upaya pencegahan virus Corona.
Sebagian warga bersiap untuk berbelanja atau ke salon untuk potong rambut, yang menjadi kegiatan langka selama masa lockdown.
“Tidak ke salon? Saya lebih suka tidak makan,” kata Danielle Gerard, seorang pengunjung salon reguler di distrik Marais, Paris, seperti dilansir Reuters pada Ahad, 9 Mei 2020.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memutuskan mengendurkan aturan ketat lockdown setelah jumlah pasien di ruang rawat inap intensif atau ICU turun hingga kurang dari 50 persen.
Jumlahnya saat ini turun drastis dibandingkan puncaknya pada April 2020, yang mencapai sekitar 7 ribu kasus.
Prancis menerapkan lockdown sejak 17 Maret 2020 saat jumlah korban virus Corona terus bertambah setiap hari.
Jumlah korban meninggal harian juga turun menjadi 70 korban hingga Ahad kemarin sehingga totalnya menjadi 26.380 orang.
Prancis menempati urutan kelima negara dengan jumlah korban virus Corona terbanyak.
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan Amerika Serikat menempati urutan pertama. Ini diikuti Inggris, Spanyol dan Italia.
Wabah virus Corona menyebar di Kota Wuhan, Cina, sejak Desember 2019. Wabah ini telah menelan korban jiwa sebanyak sekitar 283 ribu orang di 185 negara. Korban sembuh sebanyak 1.4 juta orang seperti dilansir situs Johns Hopkins University.
Sekitar 4.1 juta orang terinfeksi. AS mencatat ada 1.3 juta orang terinfeksi virus Corona dengan korban jiwa sebanyak sekitar 80 ribu orang dan 216 ribu orang sembuh.