TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Hubungan Luar Negeri dari Parlemen Amerika mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menjadikan Taiwan sebagai anggotanya. Mereka memandang penanganan virus Corona (COVID-19) harus melibatkan sebanyak mungkin negara karena dampaknya yang global.
"Di saat dunia sedang berperang melawan virus Corona, tidak ada yang lebih penting selain memastikan semua negara bekerja sama memprioritaskan kesehatan dan keamanan publik di atas politik," ujar Parlemen Amerika dalam keterangan persnya, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 9 Mei 2020.
Agar WHO mau mempertimbangkan Taiwan menjadi anggotanya, Parlemen Amerika mengirimkan surat kepada hampir 60 kepala negara di dunia. Isinya, Amerika meminta negara-negara tersebut untuk bersama-sama mendukung Taiwan agar WHO berani memasukkannya.
Sebagaimana diketahui, Taiwan termasuk salah satu negara yang berhasil menangani pandemi virus Corona. Di saat tetangganya, Cina, memiliki puluhan ribu kasus dan korban jiwa, Taiwan hanya mencatatkan 440 kasus dan 6 korban meninggal akibat virus Corona.
Taiwan berhasil melakukan semua itu tanpa menjadi anggota WHO. Adapun alasan mereka tidak ada di sana karena Cina memprotesnya. Cina menganggap Taiwan sebagai bagian dari mereka, bukan negara mandiri. Alhasil, menurut Cina, Taiwan tak memiliki legitimasi untuk menjadi anggota WHO.
Beberapa negara yang dimintai dukungan oleh Parlemen Amerika adalah sekutu-sekutunya. Beberapa di antaranya adalah Kanada, Jepang, Inggris, dan Australia.
Sebagai catatan, dukungan dari parlemen tersebut datang tak lama setelah Presiden Amerika, Donald Trump, menghentikan donasi ke WHO. Menurut Trump pada bulan lalu, WHO bekerja dengan buruk dan terlalu Cina sentris. Alhasil, Trump merasa WHO tidak pantas menerima donasi dari Amerika.
Walau menghentikan donasi ke WHO, pemerintah Amerika tidak menghentikan dukungannya kepada Taiwan. Bahkan, Amerika terus mensupport Taiwan untuk melobi ke WHO agar diperbolehkan ikut dalam World Health Assembly yang berlangsung bulan ini.
Cina, di sisi lain, berusaha menghalangi upaya Taiwan bergabung ke acara tersebut. Menurut Cina, upaya Taiwan bernada politis, bukan karena peduli terhadap masalah pandemi virus Corona (COVID-19).
ISTMAN MP | REUTERS