TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Prancis membongkar beberapa jaringan penyelundup yang berusaha mengambil keuntungan dari pembeli peralatan medis. Diantara peralatan medis yang diselundupkan itu adalah masker, yang saat ini laris dibeli banyak orang untuk mencegah virus corona.
Situs rt.com mewartakan, sampai akhir April 2020 Kepolisian Prancis telah membongkar sejumlah jaringan penyelundup, penipuan dan upaya penipuan total senilai lebih dari 30 juta euro atau Rp 491 miliar. Menteri Dalan Negeri Prancis, Christophe Castaner, pada Jumat, 8 Mei 2020 mengatakan dalam operasi yang dilakukan, Kepolisian Prancis juga telah menyita 438 ribu masker.
Pekerja memotong kain untuk membuat baju pelindung di pabrik Louis Vuitton di Paris, Prancis, 10 April 2020. Peta penyebaran COVID-19 hingga Senin (13/4) mencatat kasus virus Corona di Prancis mencapai 133.672 kasus. LOUIS VUITTON/www.PiotrStoklosa.com/Handout via REUTERS
Menurut Castaner, sebanyak 5,7 juta masker digambarkan seolah-olah sudah dibeli dan telah menjadi subjek sebuah penipuan atau upaya penipuan (bahwa stok masker menipis sehingga orang-orang terburu-buru membeli dengan harga mahal).
”Saat krisis ini (virus corona) banyak memperlihatkan sisi terbaik orang-orang dan menciptakan aksi solidaritas, sayangnya ini sering pula dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mengambil untung dari situasi seperti ini dengan mengeksploitasi ketakutan dan penyakit,” kata Castaner.
Pemerintah Prancis dikritik oleh beberapa dokter dan politikus oposisi karena dinilai bersikap ragu soal apakah perlu memakai masker di tempat umum dan menyediakan masker terlalu sedikit untuk mereka.
Menjawab kritikan itu, Meteri Dalam Negeri Castaner mengatakan pihaknya telah membagikan 10 juta masker yang bisa dicuci ke operator-operator transportasi di penjuru Prancis. Masker juga rencananya dibagikan ke para pelancong secara cuma-cuma pada Senin, 11 Mei 2020.