TEMPO.CO, Jakarta - Ratu Elizabeth II akan menyampaikan pidato kebangsaan kepada warga Inggris pada Jumat selama peringatan ke-75 kemenangan sekutu dalam Perang Dunia II atau dikenal Victory in Europe.
Di tengah wabah virus corona, peringatan Victory in Europe berlangsung khidmat. Jutaan warga Inggris memperingati kemenangan di Eropa. Pangeran Charles mengheningkan cipta selama dua menit di kediaman keluarganya di Balmoral, sementara jet tempur terbang di empat ibu kota Inggris Raya. Pesta teh bergaya 1940-an dengan nyanyian bergema di rumah-rumah Inggris.
Acara VE Day yang digelar secara masif untuk memperingati penyerahan diri Nazi Jerman tanpa syarat, telah diubah dari rencana semula karena virus corona.
Dikutip dari Reuters, 8 Mei 2020, prosesi penghormatan veteran dan acara-acara lain yang melibatkan orang banyak dihilangkan, tetapi bendera dan spanduk masih berkibar, dan orang-orang terjebak di rumah karena lockdown menikmati satu hari program televisi dan radio khusus. Di tebing putih Dover, seorang pria sendirian memainkan bagpipe ketika pesawat Spitfire era perang lewat.
Perdana Menteri Boris Johnson menyebut kepahlawanan yang tak terhitung jumlahnya sebagai penghormatannya kepada jutaan orang Inggris yang berjuang, hidup dan mati, dalam perang.
"Hari ini kita harus merayakan pencapaian mereka, dan kita ingat pengorbanan mereka," kata Johnson dalam pidato yang dipublikasikan di Twitter. "Kami adalah orang-orang bebas karena semua yang dilakukan veteran kami. Kami mengucapkan terima kasih, terima kasih yang tulus dan janji serius kami: Kalian akan selalu diingat."
Warga berjalan melewati kincir angin Wimbledon yang dihias dengan bendera Jack Union selama peringatan ke-75 Victory in Europe, kemenangan sekutu di Perang Dunia II, di London, Inggris, 8 Mei 2020.[REUTERS]
Ada juga peringatan di Prancis, di mana Presiden Emmanuel Macron mengadakan upacara peletakan karangan bunga tradisional di Makam Prajurit Tak Dikenal.
Presiden Rusia Vladimir Putin memohon kerja sama sekutu-sekutu masa perang dalam telegram kepada Presiden AS Donald Trump, Boris Johnson dari Inggris dan lainnya menyarankan mereka harus menyalakan kembali kebersamaan seperti itu untuk masalah-masalah saat ini.
Di Jerman, di mana Nazisme, Holocaust, dan kehancuran perang masih membentuk identitas dan politik, Kanselir Angela Merkel dan Presiden Frank-Walter Steinmeier meletakkan karangan bunga di monumen Peringatan Berlin untuk Para Korban Perang dan Kediktatoran.
Jerman mengganti upacara yang sebelumnya direncanakan dengan diplomat asing dan orang muda, ditambah berbagai acara termasuk instalasi seni yang mendokumentasikan hari-hari terakhir perang dan menelusuri jalan menuju demokrasi, yang sekarang akan ditampilkan online.
Pidato ratu Inggris yang berusia 94 tahun akan tiba tepat 75 tahun setelah ayahnya George VI memberikan pidato kemenangan melalui radio kepada bangsa.
Elizabeth, seorang remaja ketika perang meletus, belajar mengendarai truk militer dan menjadi montir saat melayani di dinas perempuan sukarelawan masa perang. Dia berada di Istana Buckingham ketika dibom pada bulan September 1940.
Sejak menjadi ratu 68 tahun yang lalu, Elizabeth jarang menyiarkan siaran ke negara itu kecuali pesan Hari Natal tahunannya, tetapi pidatonya di hari Victory in Europe akan menjadi pidato yang ketiga sejak wabah virus corona pecah
Bulan lalu, Ratu Elizabeth II memohon semangat Perang Dunia II, menyerukan kepada publik untuk menunjukkan tekad yang sama dan menggemakan kata-kata dalam lagu "We’ll Meet Again" oleh Vera Lynn yang menjadi simbol harapan bagi warga Inggris selama konflik.