TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, berjanji akan memulihkan bantuan Amerika Serikat kepada Palestina jika terpilih sebagai presiden.
Presiden Donald Trump telah memangkas hampir semua bantuan AS untuk Palestina, termasuk US$ 360 juta (Rp 5,4 triliun) dalam bantuan tahunan untuk Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Dikutip dari Arab News, 8 Mei 2020, Direktur UNRWA di Washington, Elizabeth Campbell, pada hari Selasa mengatakan agensi tersebut hanya memiliki cukup dana untuk beroperasi sampai akhir bulan ini karena pemotongan bantuan dari AS.
"Bantuan asing bisa sangat sulit ketika kita berada dalam lubang ekonomi yang dalam, tetapi masih kurang dari 1 persen dari seluruh anggaran," kata Joe Biden dalam penggalangan dana kampanye.
Biden menambahkan bahwa dia berkomitmen untuk melanjutkan bantuan ekonomi dan upaya bantuan keamanan selama puluhan tahun untuk Palestina, dan bahwa jika digunakan dengan tepat, bantuan itu juga akan menguntungkan Israel.
Ivanka Trump, menyaksikan pembukaan kedutaan besar AS di Yerusalem, 14 Mei 2018. REUTERS/Ronen Zvulun
Biden terjebak oleh keputusan Trump yang sangat kontroversial untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel ke Yerusalem dari Tel Aviv.
Tetapi Biden juga mengatakan dia akan meluncurkan upaya untuk membuka kembali misi diplomatik Palestina di Washington, dan membuka kembali Konsulat AS di Yerusalem Timur.
"Prioritas sekarang untuk tujuan perdamaian Israel-Palestina harus melanjutkan dialog kami dengan Palestina dan menekan Israel untuk tidak mengambil tindakan yang membuat solusi dua negara menjadi tidak mungkin," kata Joe Biden kepada Jewish Telegraphic Agency.
Biden juga mengatakan sangat penting untuk menghentikan Israel mencaplok Tepi Barat yang dapat membahayakan peluang perdamaian Israel-Palestina.
Sebuah rencana perdamaian yang baru-baru ini diluncurkan oleh Presiden Trump mencakup rencana aneksasi Israel atas Tepi Barat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menetapkan 1 Juli sebagai batas waktu untuk membuat rencana pencaplokan.
Namun, Biden mengatakan dia tidak akan membalikkan keputusan Trump pada 2018 untuk memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, menurut laporan New York Post.
Mantan wakil presiden itu mengatakan kepada Dewan Hubungan Luar Negeri bahwa ia percaya bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju keamanan jangka panjang bagi Israel.
"Pemerintahan saya akan mendesak kedua belah pihak untuk mengambil langkah-langkah untuk menjaga prospek hasil dua negara tetap hidup. Para pemimpin Palestina harus mengakhiri provokasi dan kekerasan, dan mereka harus mulai menyamakan dengan rakyat mereka tentang legitimasi dan keabadian Israel sebagai negara Yahudi di tanah air bersejarah orang-orang Yahudi," kata Biden.
Orang-orang Palestina menarik diri dari proses perdamaian yang diusulkan Donald Trump pada Desember 2017, ketika Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.