TEMPO.CO, Taipei – Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung, meminta Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memastikan pulau ini mendapatkan informasi pihak pertama terkait wabah virus Corona.
Saat ini, Taiwan tidak memiliki gambaran utuh soal wabah ini sehingga memperlambat penanganannya.
“Bagi Taiwan, apa yang kami inginkan adalah informasi pihak pertama. Informasi pihak kedua hanya memperlambat tindakan yang perlu kami lakukan dan mengacaukan penilaian kami soal penanganan pandemi ini,” kata Chen seperti dilansir Reuters pada Rabu, 6 Mei 2020.
Chen mengatakan pemerintah Taiwan ingin mendapatkan informasi pihak pertama dari WHO. “Sehingga kami dapat gambaran utuh dan bisa bereaksi proaktif dengan merumuskan berbagai kebijakan,” kata dia.
Menurut Chen, ini akan membantu pemerintah Taiwan untuk bekerja lebih cepat dalam mencegah penyebaran wabah virus Corona.
Pemerintah Taiwan telah mengajukan sejumlah keluhan resmi ke WHO termasuk soal jumlah kasus infeksi virus Corona di negara itu.
Taiwan juga mengeluhkan WHO mengabaikan permintaan informasi soal ini. Menurut pemerintah Taiwan, WHO tunduk pada tekanan Cina untuk mengintervensi permintaan bantuan dari Taiwan.
Cina menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya yang membangkang. Ini membuat Cina berkeberatan terhadap keanggotaan Taiwan, yang memiliki 23 juta penduduk, di WHO dan lembaga internasional lain.
Cina memblokir peran Taiwan di WHO sebagai pengamat, yang dilakukan sejak 2009 – 2016. Ini terjadi setelah Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, yang menurut Cina berhaluan politik separatis, terpilih.
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan ada 438 kasus infeksi virus Corona dengan 334 orang berhasil sembuh. Sebanyak 6 orang meninggal.