TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jacinda Ardern menyampaikan bahwa Selandia Baru belum akan membuka perbatasannya meski pandemi virus Corona sudah relatif terkendali. Bahkan, ia meminta publik jangan berharap perbatasan akan dibuka dalam waktu dekat.
"Kami tidak akan membuka perbatasan Selandia Baru terhadap negara manapun untuk waktu yang lama," ujar Ardern sebagaimana dikutip dari BBC, Selasa, 5 Mei 2020.
Ardern menjelaskan, ia tetap menutup perbatasan Selandia Baru karena sudah mulai banyak yang menanyakan kemungkinan "trans-Tasman". Trans-Tasman adalah perjalanan pulang pergi Selandia Baru-Australia yang sebelum pandemi mudah dilakukan. Perjalanan itu banyak digemari selama liburan.
Menurut Ardern, Selandia Baru belum siap untuk menerima pendatang ataupun membiarkan warganya melakukan perjalanan ke luar negeri. Menurutnya, situasi pandemi global belum sepenuhnya terkendali dan ia tidak ingin mengorbankan hasil kerja keras mengendalikan wabah virus Corona selama ini.
Kalaupun diizinkan, ia juga merasa Australia tidak akan semudah itu menerima pendatang dari Selandia Baru. Sebab, sejauh yang ia tahu, Australia juga masih menutup perbatasannya untuk pendatang dari negara manapun.
"Masih banyak hal yang harus kami kerjakan meski saya mengaku bahwa akan ada banyak manfaat (dari membuka perbatasaan)," ujar Jacinda Ardern. Sebagai catatan, tourism adalah salah satu penyumbang devisa terbesar untuk Selandia Baru karena memperkerjakan 10 persen dari total tenaga kerja serta mewakili 6 persen dari PDB.
Hingga berita ini ditulis, Selandia Baru belum memiliki kasus baru virus Corona (COVID-19) untuk dua hari berturut-turut. Jumlah total kasus di sana ada 1.486 diikuti dengan 20 korban meninggal. Hal tersebut menjadikan Selandia Baru sebagai salah satu negara tersukses dalam mengendalikan virus Corona.
ISTMAN MP | BBC