TEMPO.CO, Jakarta - Para musisi yang mencari nafkah di Dubai ikut terkena dampak pandemik virus corona setelah pertunjukan live music di hotel-hotel dibatalkan. Musisi yang sebelumnya sudah punya kontrak dengan hotel-hotel dan restoran untuk tampil memyuguhkan hiburan live music, mendadak menjadi pengangguran.
“Mereka (musisi) sedang mengalami masa-masa yang sulit saat ini. Saya harap sesuai dilakukan, misalnya negara membantu mereka. Mereka mungkin harus menggunakan tabungan. Beberapa orang ada yang punya tabungan namun ada pula yang tidak,” kata Hassan Dennaoui, seorang pembawa acara dan penyiar radio yang punya nama panggung Big Hass.
Definitely need to see if I can find any way to make some money during this time....
— Louise Shufflebotham (@Tuloulah) May 2, 2020
Pemerintah daerah dan pemerintah internasional memutuskan menghentikan acara-acara dan hiburan yang disiarkan secara langsung menyusul diberlakukannya social distancing dan kebijakan lain untuk menghentikan penyebaran virus corona. Kondisi ini membuat banyak musisi terseok-seok, bahkan harus angkat kaki mencari pekerjaan lain karena tak bisa menunggu hingga proses pemulihan pasca-virus corona.
“Banyak band yang menanda-tangani kontrak dengan hotel-hotel, lalu mereka diberikan surat peringatan bahwa mereka sudah kehilangan pekerjaan mereka. Para musisi itu bertahan sesaat hingga mendapatkan penerbangan pulang ke negara asal. Banyak dari mereka harus pulang, begitu pula musisi paruh waktu,” kata Louise Shufflebotham, vokalis dan pembawa aara di Dubai Music yang berasal dari Manchester, Inggris.
Sebagian besar acara hiburan dan budaya sudah ditangguhkan di penjuru Dubai. Di antara acara yang dibatalkan adalah festival film internasional laut merah yang dijadwalkan digelar di Jeddah, Arab Saudi pada 12 – 21 Maret 2020, namun ditangguhkan hingga waktu yang tidak ditentukan. Bagi para musisi lokal dan seniman yang biasa memberikan hiburan di acara-acara tertentu, mereka harus pulang kampung tanpa tahu kapan tanggal kembali.