Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO Beri Selamat Wuhan karena Sukses Lawan Virus Corona

image-gnews
Maria van Kerkhove, pemimpin teknis untuk Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, saat menghadiri konferensi pers terkait virus Corona di Jenewa, Swiss, 6 Februari 2020.[REUTERS]
Maria van Kerkhove, pemimpin teknis untuk Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, saat menghadiri konferensi pers terkait virus Corona di Jenewa, Swiss, 6 Februari 2020.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memberi selamat kepada kota Wuhan karena berhasil membersihkan kasus virus Corona.

Maria van Kerkhove, pemimpin teknis untuk Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, telah memberi selamat kepada kota Wuhan karena tidak ada lagi kasus virus Corona yang parah.

Wuhan diyakini sebagai titik nol penyebaran virus Corona di Cina, dan di-lockdown pada Januari. Lockdown baru dicabut pada bulan April.

"Ini adalah kabar baik untuk mendengar bahwa tidak ada kasus parah dari Wuhan. Kota itu merupakan kota yang paling terpukul sejak awal, "kata van Kerkhove, dikutip dari CNN, 2 Mei 2020. "Tidak ada yang lain selain kekaguman dan terima kasih atas upaya tanpa lelah dari penduduk Wuhan.

Dia juga memuji warga yang mengikuti tindakan darurat dan perintah tinggal di rumah.

"Kami mengangkat topi kami kepada kalian dan berterima kasih atas komitmen dan layanan kalian serta berbagi dengan kami di dunia apa yang telah kalian bisa lakukan," katanya.

Pada Jumat, WHO juga memperingatkan bahwa negara-negara harus mencabut lockdown secara bertahap dan siap untuk memberlakukan kembali lockdown jika kasus virus melonjak.

Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Mike Ryan (kiri), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), dan Pemimpin Teknis Program Darurat WHO Maria van Kerkhove (kanan), selama konferensi pers terkait virus Corona di Jenewa, Swiss, 6 Februari 2020.[REUTERS]

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur Eksekutif untuk Program Darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan bahkan jika virus mulai terkendali, masyarakat harus tahu untuk tetap mengikuti langkah-langkah menjaga jarak dan kebersihan fisik, dan pengujian kasus-kasus yang dicurigai harus dilanjutkan.

"Sangat penting bahwa ketika negara-negara meringankan langkah-langkah itu, mereka secara konstan akan menghadapi peningkatan infeksi dan khususnya berurusan dengan penularan dengan cara khusus," kata Ryan mengatakan pada konferensi pers, dikutip dari Reuters.

WHO mengakui ada kesulitan bagi pemerintah untuk mempertahankan lockdown selama pandemi karena alasan sosial, psikologis, dan ekonomi, kata Ryan.

"Jadi kami sangat cemas bahwa kami dapat pindah ke situasi di mana penyakit dapat dikendalikan dengan tindakan yang tidak terlalu parah," katanya.

Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan pembelaan yang kuat atas tindakannya dan "tepat waktu" WHO dalam menyatakan virus Corona sebagai darurat internasional pada akhir Januari.

"Deklarasi 30 Januari dibuat dalam waktu yang cukup bagi seluruh dunia untuk merespons karena pada tahap itu di luar Cina hanya ada 82 kasus infeksi dan tidak ada kematian," katanya.

Tedros mengatakan WHO, yang berusaha memimpin tanggapan global terhadap pandemi virus Corona, telah menggunakan hari-hari sebelum menyatakan darurat global sebagai waktu untuk mengunjungi Cina untuk mempelajari lebih lanjut tentang virus baru.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

13 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

17 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

18 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

19 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

21 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

36 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

36 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.


11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

37 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.


Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

38 hari lalu

Ekspresi seorang anak Palestina saat antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

43 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.