TEMPO.CO, Jakarta - Singapura mengumumkan rencana pelonggaran lockdown pekan depan dan bisnis akan dilanjutkan secara bertahap sampai 1 Juni.
"Dengan semua orang memainkan peran mereka dan mengamati langkah-langkah menjaga jarak yang aman, kami telah melihat penurunan yang signifikan dalam transmisi masyarakat selama sebulan terakhir," kata Kementerian Kesehatan Singapura pada Sabtu, dikutip dari CNN, 2 Mei 2020.
Menurut laporan Straits Times, sejumlah bisnis seperti salon, toko kue, dan bisnis makanan rumahan, akan diizinkan buka pada 5 Mei.
Singapura telah memberlakukan lockdown pada 7 April dan akan berakhir pada 4 Mei, untuk menghambat penyebaran virus Corona dalam negeri yang kini telah menginfeksi 17.000 lebih orang di Singapura.
Sejumlah bisnis diperbolehkan beroperasi secara bertahap antara 5 dan 12 Mei. Pada 19 Mei sekolah akan memulai kembali kegiatan belajar tatap muka, namun diprioritaskan untuk siswa yang membutuhkan fasilitas sekolah seperti praktik atau kursus.
Rata-rata jumlah kasus baru dalam permukiman masyarakat per hari telah turun lebih dari setengah menjadi 12 dalam seminggu terakhir dari 25 kasus pada minggu sebelumnya, menurut Departemen Kesehatan Singapura.
Dari 932 kasus baru Singapura pada hari Jumat, 11 adalah kasus di permukiman masyarakat.
Pada 21 April, Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengumumkan perpanjangan periode lockdown Singapura yang dikenal sebagai "pemutus sirkuit COVID-19" hingga 1 Juni.
Ini termasuk memperluas daftar bisnis non-esensial yang harus ditutup, seperti gerai bubble tea, salon, dan tukang cukur rambut.
Jumlah pekerja yang pulang pergi setiap hari dipotong dari 20 menjadi 15 persen dari jumlah tenaga kerja. Kegiatan belajar di rumah juga diperluas.
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa langkah-langkah yang lebih ketat akan diberlakukan setidaknya dua minggu hingga 4 Mei.
PM Lee juga menjelaskan kemudian bahwa strategi Singapura untuk keluar dari lockdown akan mencakup langkah-langkah menjaga jarak yang aman secara bertahap, meningkatkan pengujian secara substansial, dan membuat penggunaan teknologi yang lebih baik untuk keperluan pelacakan kontak orang yang diduga terpapar virus Corona.
Singapura memiliki jumlah infeksi tertinggi di Asia, terutama karena wabah di asrama pekerja migran yang sempit, menurut Reuters. Singapura telah berhasil meredam penyebaran penyakit di antara penduduk lokal di luar asrama.
Singapura melaporkan 932 kasus baru virus Corona pada hari Jumat, menjadikan total infeksi menjadi 17.101 dan telah mencatat 16 kematian terkait virus Corona.