TEMPO.CO, Jakarta - Dokumen FBI yang penuh suntingan baru saja dirilis mengungkapkan tentang orang kepercayaan Donald Trump, Roger Stone menerima kontak dari Yerusalem memberitahukan bahwa kemungkinan Trump kalah dalam kampanye pemilihan presiden tahun 2016 kecuali Israel ikut campur.
Dokumen FBI itu terdiri dari keterangan tertulis yang diajukan untuk mendapatkan surat perintah penggeledahan sebagai bagian dari penyelidikan hubungan antara Trump dan Rusia dalam kampanye pemilihan presiden 2016 yang dibawa ke pengadilan oleh media AS, The Associated Press dan organisasi media lainnya.
Isi dokumen FBI ini terkait dengan penyelidikan Penasehat Khusus AS Robert Mueller mengenai intervensi Rusia dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 untuk memenangkan Trump.
Dokumen FBI itu memuat kutipan ucapan kontak Stone di Yerusalem: Dia akan dikalahkan kecuali kami intervensi. Kami memiliki intelijen yang kritis. Kuncinya ada pada tangan Anda!"
Informasi lainnya adalah serangkaian referensi termasuk pertemuan dengan perdana menteri di Italia pada 2016, namun nama dan kewarnegaraan perdana menteri itu dihapus.
Menurut laporan Middle East Eye.net, 30 April 2020, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkunjung ke Roma pada akhir Juni 2016. Namun tidak jelas apakah dokumen FBI itu merujuk pada Netanyahu sebagaimana dilaporkan surat kabar Haaretz.
Dokumen FBI juga menyinggung nama seorang menteri tanpa fortopolio di kabinet Israel berkaitan dengan isu pertahanan dan urusan luar negeri.
Menurut laporan The Times Of Israel, Tzachi Hanegbi ditunjuk bertanggung jawab untuk pertahanan dan urusan luar negeri Israel pada Mei 2016.
Pada Februari lalu, Stone dihukum penjara 40 bulan atas tuduhan berbohong di depan Kongres.
Stone merupakan satu dari 7 orang yang terkait dengan Donald Trump dalam investigasi Mueller.
Menanggapi dokumen FBI ini, Stone hari Selasa lalu mengatakan dokumen FBI yang memuat rincian detil itu tidak terbukti sebagai kejahatan.