TEMPO.CO, Manaus – Jumlah korban meninggal akibat infeksi virus Corona di Kota Manaus, di negara bagian Amazonas, Brasil, meningkat drastis.
Ini membuat petugas mengubur lima peti mati dalam satu lubang kuburan.
“Situasinya kacau di sini,” kata Maria Garcia, yang menunggu tiga jam untuk mendapatkan sertifikat kematian kakeknya yang berusia 80 tahun seperti dilansir Reuters pada Kamis, 30 April 2020.
Kakeknya meningal dunia pada pagi hari di rumahnya setelah mengalami gangguan pernapasan hebat.
Petugas kuburan sempat menumpuk peti mati di atas peti mati lainnya sebelum praktek ini dihentikan karena protes dari keluarga korban.
Kota Manaus menjadi yang pertama di Brasil kekurangan ruang layanan intensive care unit. Namun, sejumlah kota lain di Brasil juga terancam segera kehabisan ruang ICU ini karena jumlah pasien baru yang melonjak.
Pada Rabu, Brasil mencatat ada 6.276 kasus baru infeksi virus Corona.
Kementerian Kesehatan Brasil mencatat ada 449 orang meninggal selama Rabu kemarin. Sehingga total korban meninggal di Brasil mencapai 5.466 dari total 78.162 orang korban terinfeksi.
Di Kota Rio de Janeiro, sejumlah pemukiman mempercepat pembangunan ruang di atas tanah untuk tempat pemakaman korban infeksi virus Corona.
Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro, yang meremehkan wabah virus Corona ini, menyebut wabah ini sebagai flu kecil. Dia mendapat kritik keras dari berbagai kalangan terkait meningkatnya jumlah korban meninggal akibat virus Corona ini.
“Terus apa? Saya minta maaf. Tapi apa yang Anda ingin saya lakukan,” kata Bolsonaro kepada media pada Selasa kemarin sambil mengatakan dia tidak bisa membawa mukjizat.
Analis Deutche Bank mengatakan akselerasi jumlah korban meninggal di Brasil menjadi yang paling memprihatinkan di semua negara emerging.
“Manaus menjadi prioritas saat ini karena kondisi bencana yang terjadi,” kata Nelson Teich, menteri Kesehatan baru Brasil. Dia mengatakan pemerintah akan mengirim pesawat berisi ventilator ke Manaus pada Kamis ini untuk para pasien virus Corona.