TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah masjid di kota Wuppertal, Jerman barat, membagikan makanan buka puasa kepada Muslim lansia sekeluarga dan non-Muslim yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah krisis virus Corona.
Relawan di Masjid Wuppertal yang dijalankan oleh salah satu asosiasi masjid terbesar di Jerman (DITIB), menyediakan makanan untuk siapa saja yang meminta.
"Orang-orang tidak bisa pergi ke masjid sehingga sangat menyenangkan mereka mengirimnya ke rumah saya," kata Nazmiye Odabasi sambil bersandar di ambang jendelanya untuk mengambil kotak makanan tertutup, seperti dikutip dari Reuters, 30 April 2020.
Relawan Turki Ural Hasan, 55 tahun, dari layanan pengiriman makanan Iftar-to-go dari sebuah masjid, membagikan makanan kepada orang yang membutuhkan selama Ramadan dan di tengah penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19) di Wuppertal, Jerman April 29, 2020. [REUTERS / Wolfgang Rattay]
Mustafa Temizer, anggota DITIB di Wuppertal, mengatakan masjid itu awalnya berencana untuk mengirimkan 1.000 makanan sehari kepada penduduk miskin kota yang bergantung pada bank makanan yang terpaksa ditutup karena wabah.
Tetapi ketika bank makanan dibuka kembali bulan ini dan Ramadan dimulai minggu lalu, masjid memutuskan untuk memberikan makanan yang dibiayai dengan sumbangan untuk Muslim yang berbuka puasa dan non-Muslim yang membutuhkan. Sekitar 300 makanan dikirimkan setiap hari.
Relawan Turki Ural Hasan, 55 tahun, dari layanan pengiriman makanan Iftar-to-go dari sebuah masjid, membagikan makanan kepada orang yang membutuhkan selama Ramadan dan di tengah penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19) di Wuppertal, Jerman April 29, 2020. [REUTERS / Wolfgang Rattay]
"Kami tidak hanya melayani anggota komunitas kami tetapi kami bekerja dengan kota Wuppertal," kata Temizer, berdiri di dekat mobil peraknya yang dihiasi stiker bertuliskan "pengiriman Iftar."
"Kami menambahkan banyak orang yang membutuhkan ke daftar kami dan kami juga mengirimkannya kepada mereka. Mereka tentu sangat menghargainya dan semakin banyak orang mendengar tentang ini, semakin banyak yang mendaftar," kata Temizer.
Masjid, gereja, sinagoga, dan rumah ibadah lainnya di Jerman akan diizinkan untuk kembali buka mulai 4 Mei di bawah aturan kebersihan ketat termasuk membatasi jumlah kapasitas maksimal 50 orang.