TEMPO.CO, London – Maskapai penerbangan British Airways dari Inggris berencana memulai kajian yang bisa berujung pemberhentian sekitar 800 – 1400 pilot terkait wabah virus Corona yang masih berlangsung.
“Manajemen British Airways mengatakan pada awal April ini bahwa perusahaan telah mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja untuk menghentikan sekitar 30 ribu kru kabin dan staf lapangan,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 28 April 2020.
Daily Mail melansir maskapai ini melakukan pemberhentian sekitar 30 ribu kru kabin untuk menyelamatkan perusahaan di tengah penghentian kegiatan operasional akibat wabah virus Corona.
Induk dari Brtish Airways, IAG, mengatakan manajemen akan mengurangi kapasitas angkut perusahaan hingga 90 persen pada April dan Mei.
Manajemen juga menghapus rencana untuk pembagian dividen saham untuk 2020. Nilai dividen ini sekitar US$366 juta atau sekitar Rp5.7 triliun.
Saat ini, maskapai telah mencapai kesepakatan untuk pengurangan 50 persen gaji pilot.
Serikat pekerja juga telah mengumumkan British Airways bakal memberikan cuti kepada mayoritas pekerjanya dengan bayaran gaji 80 persen. Pekerja juga bisa menyesuaikan pembayaran iuran dana pensiun selama masa darurat ini berlangsung.
Manajemen juga mengumumkan CEO British Airways, Alex Cruz, tidak akan mengambil gaji selama dua bulan.
Maskapai penerbangan menjadi salah satu industri yang terkena dampak paling berat akibat lockdown yang diberlakukan pemerintah selama masa penyebaran wabah virus Corona.
Sejumlah negara melakukan lockdown seperti Spanyol, Italia dan Inggris, serta penghentian kegiatan sosial dan bisnis besar-besaran seperti Amerika Serikat terkait upaya meredam penyebaran virus Corona ini.
Secara terpisah, pemerintah Amerika Serikat justru menggelontorkan dana ratusan triliunan rupiah untuk membantu maskapai penerbangan di AS yang berjumlah sekitar 90 perusahaan untuk membayar gaji karyawan.
Kementerian Keuangan Amerika mengatakan telah mengeluarkan dana tambahan US$9.5 miliar atau sekitar Rp150 triliun untuk membantu pembayaran gaji pegawai maskapai penerbangan selama masa pandemi virus Corona.
Program ini disebut Program Dukungan Gaji atau Payroll Support Program dengan total dana yang dialokasikan untuk mendukung maskapai penerbangan mencapai US$12.4 billion atau sekitar Rp190 triliun.
“Pemerintah telah menyalurkan dana bantuan atau grant funds kepada 10 maskapai besar dan 83 maskapai kecil,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 25 April 2020.
Kongres Amerika Serikat telah menyetujui total dana bantuan senilai US$25 miliar atau Rp385 triliun untuk membantu pembayaran gaji pegawai di maskapai penerbangan.
Empat maskapai terbesar AS menerima sekitar US$19.2 miliar atau sekitar Rp296 triliun dari total US$25 miliar dana bantuan. Maskapai itu adalah American Airlines Group, Delta Air Lines, United Airlines Holdings dan Southwest Airlines. Saat ini, AS menjadi negara dengan jumlah korban virus Corona terbanyak di dunia yaitu nyaris satu juta orang dengan korban meninggal 56 ribu orang.