TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 25 siswa SMA asal Belanda memutuskan pulang ke negaranya menggunakan kapal layar dari Cuba ke pelabuhan Harlingen, sekitar 7 ribu kilometer jaraknya setelah bandara ditutup akibat wabah virus Corona.
Para siswa yang berusia berkisar 14-17 tahun mengikuti program studi berlayar enam minggu di wilayah Karibia menggunakan kapal Wylde Swan yang dibuat tahun 1920.Bersama mereka ikut 12 pelaut berpengalaman dan 3 orang guru.
Para pelajar yang sudah menjalani setengah perjalanan mereka kemudian berencana pulang ke negaranya dari Cuba dengan pesawat terbang. Ini sesuai rencana awal.
Setibanya di Cuba, penerbangan sudah ditutup akibat wabah Corona.
Mereka kemudian mengubah rencana awal dengan memutuskan pulang dengan kapal tua itu menyeberangi Samudera Atlantik menuju pelabuhan Harlingen. Butuh waku sekitar 5 minggu untuk pelayaran ini.
"Anda harus belajar beradaptasi, karena anda benar-benar tidak punya pilihan," kata Anna Maartje, seorang pelajar dalam wawancara dengan media sebagaimana dilaporkan Reuters, Minggu, 26 April 2020.
"Jadi fleksibel, karena semuanya berubah sepanjang waktu. Jam tiba berubah 100 kali. Menjadi fleksibel benar-benar penting," ujar Floor Hurkmans, 17 tahun sebagaimana dilaporkan CTVNEWS.CA.
Lotte, seorang pelajar lainnya mengatakan satu kesulitan selama dalam pelayaran adalah dikurung dalam jarak dekat dengan 40 orang dan sedikit privasi.
Seluruh siswa Belanda ini tiba di pelabuhan Harlingen pada 26 April kemarin. Mereka disambut orang tua, saudara dan teman mereka.
Perusahaan yang mengatur pelayaran pelajar SMU itu, Masterskip menyelenggarakan pendidikan berlayar untuk sekitar 150 pelajar setiap tahun. Tujuannya untuk membangun diri agar mengetahui dan dapat berlayar sendiri.
Sehubungan dengan wabah Corona, direktur Masterskip, Christophe Meijer menjelaskan para pelajar dipantau untuk memastikan tidak satupun pelajar itu terinfeksi virus Corona.