Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Artikel Peraih Nobel Sebut Corona Direkayasa Cina adalah Hoaks

image-gnews
Tasuku Honjo saat difoto di Kyoto, Jepang. Foto ini diambil oleh Kyodo 17 September 2018. [Kyodo / via REUTERS.]
Tasuku Honjo saat difoto di Kyoto, Jepang. Foto ini diambil oleh Kyodo 17 September 2018. [Kyodo / via REUTERS.]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah artikel media sosial yang menyebut Peraih Nobel Kedokteran asal Jepang, Profesor Tasuku Honjo, yang mengklaim virus Corona bukan virus alami dan direkayasa Cina adalah hoaks.

Situs pemeriksa fakta, Factly, yang bekerja sama dengan pemerintah negara bagian India Telangana untuk memerangi hoaks virus Corona, memverifikasi artikel viral ini pada 25 April 2020.

"Profesor Kedokteran pemenang Hadiah Nobel asal Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo telah mengklaim bahwa virus Corona tidak alami dan bahwa Cina membuatnya," kata klaim palsu artikel yang beredar.

Artikel hoaks yang beredar di media sosial yang menyebut peraih Nobel Kedokteran asal Jepang, Profesor Dr. Tasuku Honjo, mengklaim virus Corona bukan virus alami dan direkayasa Cina.[Factly.in]

Faktanya, menurut Factly, tidak ada sumber yang dapat dipercaya yang mengaitkan klaim yang dibuat dalam unggahan hoaks dengan penerima Hadiah Nobel tersebut. Tidak ada interaksi terakhirnya dengan media yang menyebut Tasuku Honjo telah membuat klaim yang mengindikasikan bahwa virus Corona tidak alami dan bahwa Cina memproduksinya. "Karenanya klaim yang dibuat dalam unggahan adalah SALAH," tegas Factly.

Profesor Dr. Tasuku Honjo dari Jepang bersama James P. Allison dianugerahi Nobel pada 2018 untuk penemuan terapi kanker mereka dengan menghambat regulasi kekebalan negatif. Namun, tidak ada bukti dari sumber yang dapat dipercaya yang menghubungkannya dengan klaim yang dibuat di unggahan tentang virus Corona tersebut.

Melalui interaksi terakhirnya dengan media, Tasuku Honjo telah menyatakan perlunya meningkatkan tes PCR untuk mendeteksi infeksi virus hingga lebih dari 10.000 per hari dan mendesak penduduk di tiga kota Jepang: Tokyo, Osaka, dan Nagoya, untuk menahan diri dari berpergian.

Dalam wawancara lain sebelum ini, Tasuku Honjo mendorong pemerintah Jepang untuk mengadopsi pendekatan yang lebih proaktif dan menekankan bahwa Taiwan akan menjadi model yang hebat untuk diikuti Jepang. Tetapi Profesor Honjo tidak membuat klaim yang ditulis dalam unggahan media sosial yang menyatakan bahwa virus Corona tidak alami dan bahwa Cina menciptakannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tasuku Honjo saat ini memegang posisi Wakil Direktur Jenderal dan Profesor Terhormat di Kyoto University Institute for Advanced Study, dan profilnya dapat ditemukan di situs web mereka.

Sementara dalam artikel hoaks yang beredar menyebut Tasuku Honjo pernah bekerja di laboratorium Wuhan di Cina selama 4 tahun, tetapi tidak disebutkan hal ini di profil akademiknya. Karenanya klaim artikel yang menyebut dia bekerja di laboratorium Wuhan di Cina selama 4 tahun juga palsu.

Tasuku Honjo dan James Allison [REUTERS]

Factly juga menemukan sebuah artikel hoaks wawancara pemenang hadiah Nobel lainnya Luc Montagnier dengan media Prancis beberapa hari lalu, yang mengklaim bahwa virus Corona dibuat di laboratorium di Wuhana.

Montagnier adalah peraih Nobel Prize 2008 untuk Kedokteran bersama dengan Françoise Barré-Sinoussi dan Harald zur Hausen untuk penemuan virus human immunodeficiency virus (HIV). Seorang pejabat di kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron telah membantah klaim ini dan mengklarifikasi bahwa sejauh ini tidak ada bukti faktual tentang hubungan antara wabah COVID-19 dan pekerjaan laboratorium penelitian P4 di kota Wuhan di Cina.

Sejak pecahnya COVID-19, banyak klaim dibuat yang menghubungkan asal virus dengan laboratorium penelitian di Wuhan. Klaim-klaim ini dibantah oleh beberapa pemeriksa fakta di seluruh dunia. Sebuah studi peer-review pada bulan Maret tidak menemukan bukti bahwa virus Corona telah direkayasa, yang menyatakan "tidak mungkin bahwa SARS-CoV-2 muncul melalui manipulasi laboratorium."

WHO juga berkali-kali menegaskan bahwa semua bukti yang ada menunjukkan bahwa virus Corona berasal dari hewan di Cina akhir tahun lalu dan tidak dimanipulasi atau diproduksi di laboratorium.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

19 hari lalu

Juru Bicara Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Troy Pantouw di Hotel Shangri-La Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Annisa Febiola
Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.


Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

31 hari lalu

Manager Timnas Indonesia, Kombes Sumardji. (foto: istimewa)
Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

Ketua BTN Sumardji menduga kembang api yang muncul di dekat lokasi Timnas Indonesia latihan berasal dari pesta rakyat setempat.


CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

33 hari lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.


Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

34 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi Suhartoyo saat memimpin Sidang Pengucapan Putusan Uji Materi Pasal-Pasal Pencemaran Nama Baik dan Berita Bohong di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 21 Maret 2024. Permohonan uji materi diajukan oleh Haris Azhar, Fatia Maulidiyanti, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) terkait pasal-pasal pencemaran nama baik dan berita bohong. Pasal-pasal yang diuji materi antara lain, Pasal 14 dan Pasal 15 UU 1/1946; Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 45 ayat (3) UU ITE; serta Pasal 310 KUHP. Pasal-pasal tersebut dianggap melanggar prinsip nilai negara hukum yang demokratis serta hak asasi manusia, dan seringkali disalahgunakan untuk menjerat warga sipil yang melakukan kritik terhadap kebijakan pejabat publik. TEMPO/Subekti.
Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.


MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

35 hari lalu

Terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti usai menjalani sidang putusan perkara dugaan pencemaran nama baik terhadap Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin 8 Januari 2024. Sidang yang dipimpin oleh ketua majelis hakim Cokorda Gede Arthana dengan hakim anggota Muhammad Djohan Arifin dan Agam Syarief Baharudin memutuskan Haris Azhar dan Fatia bebas tidak bersalah. TEMPO/Subekti.
MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

Ketua AJI Indonesia Sasmito Madrim mengatakan putusan MK yang menghapus pasal 14 dan 15 UU 1 Tahun 1946 merupakan angin segar bagi jurnalis.


Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

40 hari lalu

Foto tangkapan layar video hoaks tentang sepatu Nike buat sepatu bergambar bendera Israel, 15 Maret 2024. (Reuters)
Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

Sebuah video memperlihatkan sepasang sepatu Nike bergambar bendera Israel menjadi viral disertai seruan untuk memboikot produsen alat olahraga itu.


Debunking Lawan Berita Hoax, Politeknik Tempo Kembali Menggelar Pelatihan Bersama Tim Cek Fakta Tempo

40 hari lalu

Anggota UKM Pers Politeknik Tempo, Koste, antusias mengikuti pelatihan Debunking dengan trainer Ika Ningtyas dari Cek Fakta Tempo, Jumat 15 Maret 2024. (Foto: Rachma Tri Widuri)
Debunking Lawan Berita Hoax, Politeknik Tempo Kembali Menggelar Pelatihan Bersama Tim Cek Fakta Tempo

Komunitas Pers Politeknik Tempo (KORSTE) kembali menggelar pelatihan lanjutan cek fakta. Pelatihan keempat kali ini dipandu oleh Ika Ningtiyas.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

43 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

44 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

49 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.