TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus virus Corona (COVID-19) di Singapura terus menanjak. Hari ini, Singapura mencatatkan 931 kasus baru yang membuat total kasus virus Corona mereka menjadi 13.624 kasus.
"Dari 931 kasus baru, mayoritasnya berasal dari mereka yang tinggal di hunian bersama pekerja asing. Hanya 15 kasus yang berasal dari penduduk tetap Singapura," ujar Kementerian Kesehatan Singapura dalma keterangan persnya, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Ahad, 26 April 2020.
Kementerian Kesehatan Singapura melanjutkan bahwa belum semua detil diungkap terkait penambahan kasus yang tinggi tersebut. Mereka berkata, penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan dan diharapkan sudah bisa disampaikan pada malam ini.
Sebagai catatan, saat ini, Singapura sedang berada dalam status lockdown atau yang mereka sebut sebagai "Circuit Breaker". Dengan status tersebut, maka seluruh bisnis non-esensial tidak diperbolehkan beroperasi dan penduduk hanya boleh meninggalkan rumah untuk membeli makanan, kebutuhan sehari-hari, atau berolahraga selama sendirian.
Mereka yang bekerja di sektor esensial pun juga terkena pengetatan. Pemerintah Singapura membatasi jumlah mereka yang boleh bekerja untuk memastikan tidak ada terlalu banyak orang di lokasi kerja.
Awalnya, lockdown tersebut ditargetkan berakhir pada tanggal 4 Mei nanti. Namun, karena pandemi virus Corona (COVID-19) belum menunjukkan tanda-tanda akan berkurang signifikan, pemerintah Singapura memutuskan untuk memperpanjangnya hingga 1 Juni.
"Saya yakin pasti akan ada banyak yang kecewa dengan perpanjangan ini karena berdampak besar terhadap usaha dan mata pencaharian kalian. Namun, saya harap kalian bisa paham bahwa hal ini dibutuhkan," ujar Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, beberapa hari lalu.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA