TEMPO.CO, Jakarta - Turki mengupayakan pemulangan warga negaranya yang ada di luar negeri. Penyebaran COVID-19 atau virus corona telah membuat warga negara Turki di negeri orang terkatung-katung.
Dikutip dari aa.com.tr, pada Sabtu pagi, 25 April 2020, sekitar 777 warga negara Turki kembali ke negara itu setelah mereka tertahan di Maroko, Aljazair, Italia dan Amerika Serikat. Total ada 277 orang pulang dari Maroko menggunakan pesawat khusus Turkish Airlines tujuan Ibu Kota Ankara.
Pesawat Turkish Airlines. REUTERS/Osman Orsal
Semua warga Turki yang tiba dari luar negeri itu harus menjalani prosedur pemeriksaan kesehatan. Untuk itu, Mereka dikirim ke Provinsi Aksaray untuk menjalani karantina di sebuah asrama mahasiswa.
Sedangkan penerbangan dari Amerika Serikat yang membawa 282 warga Turki juga tiba di Ibu Kota Ankara. Di antara para penumpang itu ada delapan bayi. Mereka juga dikirim ke sejumlah asrama di kota tersebut untuk menjalani karantina.
Di Provinsi Malatya ada 109 warga Turki difasilitasi pulang dari luar negeri. Dalam penerbangan itu, ikut pula sembilan warga negara Aljazair. Sama seperti yang lain, mereka ditempatkan di sebuah asrama mahasiswa untuk menjalani karantina.
Sebanyak 194 warga Turki dari Italia juga tiba Provinsi Karaman, Turki. Para penumpang di bawa ke sebuah asrama mahasiswa untuk selanjutnya menjalani karantina.
Sebelumnya pada Jumat, 24 April 2020, Turki memfasilitasi kepulangan lebih dari 3.800 warganya dari sejumlah negara di dunia. Pemulangan itu bagian dari operasi repatriasi.
Virus corona yang menyebar pertama kali Wuhan, Cina, pada Desember 2019 telah menyebar di setidaknya 185 negara dan teritorial. Data dari Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat menyebut pandemik ini total dari seluruh dunia telah menewaskan 195.900 orang. Sebanyak 781.300 orang berhasil sembuh.