TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah warga yang meninggal akibat infeksi COVID-19 atau virus Corona di Spanyol tercatat sebanyak 367 kasus pada Jumat, 24 April 2020.
Angka ini naik 1,7 persen dari jumlah kematian sehari sebelumnya. Penambahan ini juga menjadi yang paling rendah selama lebih dari sebulan sejak 21 Maret 2020.
Pemerintah Spanyol pun menyatakan fase epidemi yang paling akut sudah berakhir.
“Kami memang telah mengatasi fase terberat, fase paling kritis dari penyakit ini, terutama berkat upaya seluruh masyarakat Spanyol," kata juru bicara pemerintah Maria Jesus Montero dikutip dari Reuters, Jumat, 24 April 2020.
Dengan kabar baik ini, Menteri Kesehatan Spanyol, Salvador Illa, berencana membuka lockdown, yang telah diterapkan di seluruh Spanyol sejak pertengahan Maret 2020.
Saat ini, total pasien meninggal akibat infeksi virus Corona atau COVID-19 di Spanyol mencapai 22.524 kasus. Ini menjadikan Spanyol sebagai negara ketiga dengan kasus kematian tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat dan Italia.
Jumlah kasus infeksi virus Corona di Spanyol tercatat sebanyak 219.764 atau naik 6.700 kasus pada Jumat, 24 April 2020.
Menurut radio Cadena SER, pemerintah Spanyol bakal mulai mengatur normalisasi kegiatan sosial dan ekonomi di sana pada Mei 2020. Ini terutama akan berlaku di wilayah dengan tingkat infeksi terkecil dan beban terendah bagi unit layanan intensif atau ICU.
Pemerintah disebut mensyaratkan lockdown akan dicabut di sebuah daerah jika kasus infeksi baru tidak lebih dari dua kasus per hari untuk 100 ribu penduduk di area itu. Atau, jumlah pasien COVID-19 atau yang terinfeksi virus Corona tidak boleh melebihi setengah dari jumlah tempat tidur ICU.
FRISKI RIANA