TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan di Inggris pada Kamis, 23 April 2020, mulai melakukan uji coba klinis terhadap vaksin yang berpotensi menjadi obat penghentian penyebaran virus corona atau COVID-19.
Sebuah tim dari Universitas Oxford, Inggris, telah melakukan eksperimen pertama pada beberapa sukarelawan untuk menguji coba vaksin buatan mereka. Sedangkan perusahaan farmasi asal Inggris GSK dan Sanofi dari Prancis pada akhir pekan lalu mengumumkan telah membuat sebuah kesepakatan untuk mengembangkan sebuah vaksin COVID-19. Rencananya uji coba akan dimulai pada Juni 2020.
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic
Dikutip dari reuters.com, sekitar 100 kandidat vaksin sedang dikembangkan di bawah tim-tim bio teknologi dan peneliti di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, setidaknya ada lima vaksin yang sedang diujikan pada manusia atau yang dikenal dengan fase 1 uji coba klinis.
Pada akhir pekan lalu, ilmuwan di Universitas Oxford mengatakan kapasitas produksi skala besar sedang dilakukan untuk membuat jutaan dosis vaksin ChAdOx1 nCoV-19 yang bakal disuntikkan. Pada Kamis kemarin, ilmuwan itu mengatakan fokus utama uji corona ini adalah menemukan apakah vaksin tersebut bisa menaklukkan COVID-19, dampak sampingnya seperti apa dan apakah vaksin itu bagus untuk merespon imunitas tubuh.
Kepala bidang Teknologi ReiThera di Italia, Stefano Colloca, mengatakan pihaknya telah melakukan konsorsium untuk mengembangkan teknologi vaksin yang bisa memproduksi secara cepat dalam jumlah besar pulukan ribu sampai jutaan dosis vaksin. Vaksin itu juga akan punya masa kadar luasa yang lebih lama untuk memudahkan distribusi.
“Kami akan mulai melakukan ujicoba pada Juli 2020. Kami harus menambakan upaya bagaimana mengembangkan vaksin yang aman bagi COVID-19 yang produksinya jutaan dosis,” kata Colloca.
Charlie Weller, Kepala bidang Vaksin dari Wellcome Trust global, mengatakan pihaknya akan mengembangkan vaksin yang aman dan efektif agar bisa melindungi siapapun secepatnya. Dia mengingatkan dunia harus bersiap mengeksekusi dalam jumlah besar dan cepat dalam sejarah produksi vaksin untuk membunuh virus corona ini.