TEMPO Interaktif, Dili: Parlemen Timor Leste Selasa menuntut pertangungjawaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam kasus penembakan Mayor Alfredo Reinado Alves, Presiden Jose Ramos Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao pada 11 Februari silam.
Karena, menurut mereka, saat itu keamanan Dili diambil alih oleh pasukan PBB dan pasukan internasional, bukan pasukan Timor Leste. Maka, PBB diminta segera membentuk tim independen untuk menyelidiki kasus tersebut dan hasilnya diserahkan kepada Kejaksaan Timor Leste untuk diselidiki lebih lanjut.
Namun, PBB menolak rekomendasi parlemen. Menurut PBB, hasil investigasi mereka harus diumumkan langsung dan tidak perlu harus diserahkan kepada pemerintah dan kejaksaan.
Angota Parlamen dari fraksi Partai Sosial Demokrat, Fernando Gusmao, mengatakan, PBB tidak boleh lari dari tangung jawab atas kasus tersebu, karena dunia tahu bahwa kasus penembakan Horta itu terjadi ketika keamanan dipegang PBB.
"Kenapa PBB menolak untuk membentuk tim ini? Saya kira mereka juga takut hasil investigasi nantinya berbeda dengan kejaksaan. Saya sedikit curiga bahwa PBB punya kepentingan politik di Dili," ungkap Fernando.
Senada juga disampaikan Inacio Moreira dari fraksi Fretilin dan Aderito Hugo da Costa dari fraksi CNRT. "PBB tidak mau Timor Leste damai. Mereka mau negeri ini selalu hancur agar terus di sini," kata Inacio.
Mantan perdana menteri Mari Alkatiri juga mendesak agar PBB segera membentuk tim independen dalam penyelidikan kasus itu. Parlemen menuntut pembongkaran terhadap siapa di balik kasus penembakan Horta, Xanana dan Reinado.
JOSE SARITO AMARAL (DILI)