TEMPO.CO, Jakarta - Di saat dunia menghadapi wabah Corona, Cina membuat Vietnam marah atas klaim negara itu pemilik sah Kepulauan Spratly, dan Kepulauan Paracel, Macclesfiled Bank dan perairan sekitar di Laut Cina Selatan. Klaim Vietnam dinyatakan ilegal.
Cina hari Selasa kemarin juga menyebut 80 pulau dan karakteristik geografi di Laut Cina Selatan sebagai wilayah teritorial negara itu.
Sebagaimana dilaporkan Channel News Asia, 21 April 2020, Kementerian Sumber Daya Alam dan Kementerian Urusan Sipil mengeluarkan pernyataan bersama mengenai 80 nama pulau itu pada hari Minggu. Tepatnya sehari setelah Cina membentuk distrik pemerintahan untuk Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel. Beijing memberi nama distrik kota Sansha.
Vietnam menegaskan manuver Cina di Laut Cina Selatan sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan wilayah negara itu.
Awal April ini Vietnam sudah menyampaikan komplain resmi ke Cina dan PBB karena Beijing secara ilegal menenggelamkan kapal ikan Vietnam di dekat Kepulauan Paracel, menewaskan 8 orang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang telah memperingatkan bahwa setiap usaha untuk mengabaikan kedaulatan Beijing di Laut Cina Selatan akan menemui kegagalan.
Shuang menegaskan itu untuk menjawab komplain Vietnam atas kehadiran Cina di Laut Cina Selatan.
Situasi makin panas setelah situs pelacakan kapal Marine Traffic menunjukkan kapal survei Cina yang tahun lalu berhadap-hadapan dengan kapal-kapal Vietnam kembali muncul di perairan Laut Cina Selatan dekat perairan Vietnam pada Selasa lalu.
Kapal Haiyang Dizhi 8 milik Cina muncul pada Selasa pekan lalu di sekitar 158 kilometer dekat perairan Vietnam. Kapal itu dikawal Kapal Penjaga Pantai Cina dan dibayang-bayangi tiga kapal Vietnam.
Amerika Serikat memperingatkan Cina untuk tidak mengambil kesempatan saat dunia menghadapi wabah Corona. AS telah mengirim kapal-kapal perangnya ke Laut Cina Selatan untuk menyerukan misi perairan bebas namun Beijing menuding AS melakukan provokasi.