TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi mobil Organisasi Kesehatan Dunia, WHO yang membawa sampel pasien tes virus Corona tewas dibunuh dalam pertempuran antara pasukan militer Myanmar dengan pemberontak Arakan Army di negara bagian Rakhine kemarin.
Reuters melaporkan informasi kantor PBB di Myanmar di halaman Facebook yang menyatakan Pyae Sone Win Maung sedang melintas di kota Minbya dan tewas ditembak hari Senin kemarin.
"Rekan kerja WHO mengemudikan mobil bertanda UN dari Sittwe ke Yangon, membawa sampel pemantauan COVID 19 untuk mendukung Kementerian Kesehatan dan Olah Raga," demikian pernyataan PBB.
Kementerian Informasi menjelaskan, mobil bertanda UN ditembaki dari arah pemberontak saat membawa sampel cairan pasien dari Rakhine ke kota terbesar, Yangon.
Pemberontak Arakan Army menuding militer Myanmar sebagai pelaku penembakan.
Militer Myanmar maupun pemberontak Arakan menolak bertanggung jawab atas serangan bersenjata yang menewaskan pengemudi kenderaan PBB itu.
"Mengapa militer mau menembak mereka? Mereka bekerja untuk kami, untuk negara kami. Kami bertanggung jawab untuk itu. Semua orang yang punya otak mengetahui itu.Jika anda warga Myanmar, anda tidak seharusnya bertanya tentang itu," kata Mayor Jenderal Tun Tun Nyi, juru bicara militer Myanmar kepada Reuters.
Dalam serangan bersenjata itu, seorang petugas kesehatan terluka dan saat ini dirawat di rumah sakit.
"Hati saya hancur," kata Htya Win Maung, ayah pengemudi kendaraan WHO yang tewas.
Pertempuran antara pasukan militer Myanmar dengan pemberontak Arakan Army berlangsung intensif sekalipun dunia menyerukan gencatan senjata sehubungan wabah Corona di Myanmar yang telah menewaskan 5 orang dan 119 orang terinfeksi.
Pemberontak Arakan mengumumkan gencatan senjata selama April karena wabah Corona, namun militer Myanmar menolaknya karena pernyataan gencatan senjata dari pihak militer sebelumnya diabaikan pemberontak.