TEMPO.CO, Jakarta - Surat kabar terbesar Jerman, Bild, mengatakan Cina berutang ke Jerman sebesar 149 miliar euro atau sekitar Rp 2.500 triliun karena dampak virus Corona yang telah muncul di Wuhan dan kini menyebar ke seluruh dunia termasuk Jerman.
Dikutip dari Spectator, 21 April 2020, artikel editorial Bild dengan judul "What China owes us" yang terbit pada 15 April mengkritik lambatnya respons Presiden Cina Xi Jinping dalam menangani virus.
"What China owes us" memberi kisaran utang yang mesti dibayar Cina sebesar hampir 149 miliar euro (Rp 2.505 triliun) atas kerusakan yang diderita Jerman karena COVID-19.
Rincian tagihan utang yang disuarakan Bild termasuk 24 miliar euro (Rp 403 triliun) dalam pendapatan wisata yang hilang dari Maret hingga April, 7,2 miliar euro (Rp 121 triliun) dalam kerugian untuk industri film Jerman, 1 juta euro (Rp 16,8 miliar) per jam dalam biaya untuk maskapai Lufthansa, dan 50 miliar euro (Rp 840 triliun) dalam laba yang hilang untuk usaha kecil Jerman, seperti dikutip dari Radio France Internationale.
Orang-orang mengantre di luar pusat pengujian coronavirus (COVID-19) di Frankfurt, Jerman, 18 Maret 2020. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Kemudian pada hari yang sama ketika artikel dirilis, Kedutaan Besar Cina di Berlin menanggapi dengan surat terbuka menyebut tabloid Bild memicu nasionalisme, prasangka, dan xenofobia.
Pemimpin Redaksi Bild, Julian Reichelt, membantah kritik tersebut. "Kami bertanya di surat kabar kami Bild apakah Cina harus membayar kerusakan ekonomi besar-besaran yang ditimbulkan oleh virus corona di seluruh dunia.
"Xi Jinping, pemerintah Anda dan para ilmuwan Anda harus tahu sejak lama bahwa virus Corona sangat menular, tetapi Anda meninggalkan dunia dalam kegelapan tentang hal itu."
"Pakar tinggi Anda tidak merespons ketika para peneliti Barat bertanya apa yang sedang terjadi di Wuhan. Anda terlalu bangga dan terlalu nasionalistis untuk mengatakan yang sebenarnya, yang kamu rasa adalah aib nasional," tulis pembelaan pemimpin redaksi Bild.
Reichelt melanjutkan agar Xi Jinping menjelaskan hal ini kepada para korban virus Corona di seluruh dunia.
"Kedutaan Anda memberi tahu saya bahwa saya tidak hidup sesuai dengan "persahabatan tradisional bangsa kami." Saya kira Anda menganggapnya sebagai "persahabatan" yang hebat ketika Anda sekarang dengan murah hati mengirim masker ke seluruh dunia. Ini bukan persahabatan, saya menyebutnya imperialisme yang tersembunyi di balik senyum: Kuda Troya," tulis Reichelt.
Bild sebelumnya pernah terlibat perseteruan dengan Kedutaan Besar Cina di Berlin setelah surat kabar itu mengundang aktivis Hong Kong Joshua Wong ke Jerman pada September 2019, pada puncak protes massa terhadap meningkatnya pengaruh Beijing. Wong kemudian juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, menurut laporan RFI.
Duta Besar Cina bereaksi dengan marah pada saat itu, menuduh bahwa Jerman "memungkinkan seorang separatis seperti Joshua Wong untuk memasuki wilayahnya untuk menggunakannya untuk kegiatan anti-Cina dan separatisme."
Kedutaan Cina kemudian mengadakan konferensi pers, tetapi menolak jurnalis Bild Philipp Piatof dengan mengatakan "tidak ada cukup ruang" di ruang konferensi.