TEMPO.CO, Beijing – Otoritas di Provinsi Shaanxi di Cina barat laut melaporkan munculnya infeksi virus Corona pertama dalam nyaris tiga pekan terakhir.
Penularan virus Corona ini berasal dari orang yang baru pulang dari luar negeri.
Ada 21 kasus infeksi baru dari luar negeri termasuk tujuh kasus tanpa gejala infeksi.
“Semua pengunjung ini datang menggunakan penerbangan komersial dari Moskow menuju ibu kota Beijing, Cina,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 21 April 2020.
Pesawat jet milik maskapai Air China mendarat di bandara di ibu kota Provinsi Shaanxi yaitu Xian pada Senin awal pekan ini.
Ini terjadi karena pemerintah Cina melakukan larangan pendaratan penerbangan internasional di ibu kota Beijing untuk menangkal penyebaran virus Corona di ibu kota.
Infeksi virus Corona ini terdeteksi oleh staf medis yang melakukan pengecekan tes kesehatan di bandara dan diumumkan pada Selasa. “Semua yang terinfeksi adalah warga negara Cina,” begitu dilansir Reuters.
Kasus infeksi impor di Cina tercatat hanya empat kasus pada Senin pekan ini seperti dilansir Komisi Kesehatan Nasional.
Jumlah ini merupakan yang terendah sejak 12 Maret 2020. Ini terjadi setelah otoritas Cina mengurangi jumlah penerbangan internasional dan membatasi kedatangan para pengunjung asing.
Pemerintah Cina juga berusaha menangani kasus infeksi impor untuk Provinsi Heilongjiang dan Provinsi Jilin. Otoritas memerintah pemeriksaan tes medis tiga kali untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Pemerintah Cina di Kota Xiamen juga menyediakan uang hadiah sekitar Rp30 juta untuk informasi kedatangan ilegal pengunjung dari luar negeri.
Saat ini, seperti dilansir data dari Johns Hopkins University, jumlah kasus infeksi virus Corona di Cina tercatat sebanyak 4.636 kasus kematian dengan 83.849 kasus infeksi.
Sebanyak 77.775 orang berhasil sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit atas sakit radang paru-paru yang disebabkan virus Corona ini.