TEMPO.CO, London -- Pemerintah Inggris mengumumkan paket stimulus senilai 1.25 miliar pound sterling atau sekitar Rp25 triliun untuk membantu perusahaan rintisan atau startup selama masa wabah virus Corona.
Inggris melakukan ini setelah Prancis dan Jerman menggelontorkan dana bantuan senilai masing-masing US$4.4 miliar atau sekitar Rp68 triliun dan 2 miliar euro atau sekitar Rp34 triliun untuk startup di negara masing masing.
“Dana ini dikucurkan karena startup belum bisa menikmati dana bantuan untuk usaha kecil dan menengah yang digulirkan pemerintah,” begitu dilansir CNBC pada Senin, 20 April 2020.
Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, mengatakan dana bantuan untuk startup ini berupa dua inisiatif.
Inisiatif pertama senilai 500 juta pound sterling atau sekitar Rp10 triliun, yang diberikan untuk startup pada tahapan awal berdiri.
Untuk bisa mendapatkan dana bantuan ini, startup harus sudah mendapatkan dana awal dari investor, yang mengindikasikan usaha itu memiliki peluang bisnis.
Dana bantuan itu akan dikonversi sebagai kepemilikan saham pemerintah di startup penerima bantuan.
Sedangkan inisiatif kedua berupa 750 juta pound sterling atau sekitar Rp14.5 triliun. Ini ditujukan untuk membantu keuangan perusahaan kecil dan menengah yang bergerak di bidang riset dan pengembangan. Dana ini dikucurkan oleh Innovate UK, yang dimiliki pemerintah Inggris.
“Bantuan dana ini membuat startup bisa mengakses dana yang mereka butuhkan pada saat sulit seperti ini,” kata Sunak.
Pemerintah Inggris menggelontorkan dana bantuan untuk startup ini setelah sejumlah perusahaan startup sukses dan tokoh bisnis digital mengirim surat terbuka kepada pemerintah agar segera mengucurkan dana bagi perusahaan startup.
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan Inggris menempati jumlah korban terinfeksi virus Corona sebanyak 121 ribu orang. Sebanyak 437 orang sembuh dan 16 ribu orang meninggal.
Reuters melansir wabah virus Corona berasal dari pasar hewan liar di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bagian tengah. Virus ini telah menyebar ke 185 negara dan menginfeksi sekitar 2.4 juta orang dengan 166 ribu orang meninggal akibat radang paru-paru.