TEMPO Interaktif, ST Paul, Minnesota: Ribuan orang, terdiri dari para veteran, wanita lanjut usia, keluarga muda dan bahkan pendukung Partai Republik yang tidak puas, berbaris dengan mengenakan spanduk dan bendera kecil, meminta diakhirinya perang di Irak.
Dengan pengawasan polisi yang dilengkapi perlengkapan antikerusuhan, ribuan pengunjuk rasa itu melewati jalan-jalan di St.Paul hari ini untuk memaksa Partai Republik yang sedang mengadakan konvensi membawa pulang tentara Amerika Seriket.
Masalah timbul ketika satu kelompok berpisah dari barisan dan merusakkan jendela sebuah toko. Aksi itu menyebabkan timbulnya bentrokan dengan polisi yang menyemprotkan merica ke pengunjuk rasa, termasuk seorang fotografer ATP. Polisi mengatakan telah menahan sekitar 100 orang.
Keamanan telah ditingkatkan di St Paul, untuk menghindari suasana kacau yang terjadi seperti pada konvensi Partai Republik 2004 di New York. Saat itu lebih dari 1.800 orang ditahan.
"Saya di sini untuk semua wanita Irak yang tidak dapat berada di sini," kata Mim Olsen, 72, dari Texas, seorang veteran dalam barisan itu.
Veteran Irak menentang perang bersama para ibu yang membawa kereta bayi dan para pelajar yang meneriakkan slogan antipemerintah. Diperkirakan aksi itu diikuti 10 ribu orang, jauh lebih sedikit dari 50 ribu orang yang diharapkan panitia.
Kelompok veteran mencoba menyampaikan sebuah pesan ke Partai Republik. Mereka mengharapkan John McCain menyatakan penarikan tentara dari Irak, perbaikan bagi warga Irak dan tanggungan pengobatan medis penuh bagi veteran.
"Namun, tidak seorang pun dari tim kampanye McCain menerima mereka, kata Vince Emanuel, seorang marinir yang bertugas di Irak dari Agustus 2004 hingga April 2005.
AFP/Erwin Z