TEMPO.CO, Jakarta - Turki menjadi negara dengan kasus infeksi virus Corona di Eropa setelah mengkonfirmasi lonjakan kasus pada Ahad.
Turki mencatat 3.977 kasus virus Corona baru dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kasus 86.306 dan melebihi jumlah kasus di Cina.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan pada hari Minggu bahwa 127 kematian baru dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kematian 2.017, menurut laporan Reuters, 20 April 2020.
Sementara 11.976 orang telah pulih dari virus Corona di Turki sejauh ini, dan jumlah tes yang dilakukan selama 24 jam terakhir mencapai 35.344, kata Koca.
Presiden Turki Tayyip Erdogan didampingi beberapa pejabat mengikuti forum KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Huber Mansion, Istanbul, Turki, 26 Maret 2020. Presidential Press Office/Handout via REUTERS
Kementerian Dalam Negeri Turki mengumumkan akan mencabut jam malam yang diberlakukan di 31 provinsi, menurut laporan Anadolu.
Akhir pekan ini, Turki memberlakukan perintah tinggal di rumah setelah jam malam selama 48 jam yang dilaksanakan pada 11-12 April.
Senin lalu, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa tindakan itu akan berlanjut "sesuai kebutuhan."
Turki baru melaporkan pasien virus Corona pertama pada 10 Maret, tetapi telah melihat jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat tajam sejak itu. Sekarang Turki memiliki total kasus virus Corona tertinggi ketujuh di dunia, dan sejauh ini Turki telah menguji lebih dari 634.000 orang.