TEMPO.CO, Jakarta - Dosen di Korea Utara dalam sebuah kuliah umum mengungkap ada kasus virus corona terkonfirmasi di negara itu sekitar akhir Maret 2020. Pengakuan itu bertolak-belakang dengan klaim Pyongyang yang menyebut tidak ada kasus virus corona di negaranya.
Dikutip dari reuters.com, beberapa dosen berbicara ke sejumlah organisasi dan lembaga pengawas bahwa ada beberapa kasus virus corona di Korea Utara. Hanya saja jumlah pastinya tidak disampaikan. Para dosen itu mengkonfirmasi ada kasus virus corona di Pyongyang, Provinsi South Hwanghae dan Provinsi North Hamgyong.
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic
Provinsi North Hamgyong terletak di wilayah timur laut Korea Utara, sedangkan South Hwanghae ada di barat daya negara itu.
Pyongyang sebelumnya sudah memperketat pengecekan di wilayah-wilayah perbatasan dan meminta WNA dari negara mana pun yang sudah terjangkit virus corona atau COVID-19 agar melakukan karantina selama 30 hari. Bukan hanya itu, Pyongyang pada awal Maret 2020 juga sudah meminta para diplomat asing di negara itu agar meninggalkan Korea Utara segera.
Sedangkan kantor berita KCNA pada Sabtu, 18 April 2020, mengatakan otoritas Korea Utara sedang menyelidiki apakah ada kemungkinan bagi masuknya penyakit menular menyusul telah dilakukannya blokade wilayah perbatasan, udara dan teritoral laut hingga pandemik global ini dikendalikan.