TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika, UNECA memperkirakan sedikitnya 300 ribu penduduk Afrika akan tewas akibat wabah Corona.
Bahkan jika tidak segera ada intervensi berupa langkah pencegahan segera, satu studi mengkalkulasi lebih dari 3,3 juta orang akan tewas tahun ini dan 1,2 miliar orang akan terinfeksi akibat wabah Corona di Afrika.
Selain kematian dan terinfeksi, menurut UNECA wabah Corona akan membuat 29 juta penduduk Afrika jatuh ke dalam kemiskinan ekstrim.
Memerangi wabah Corona akan menimbulkan komplikasi dengan fakta 36 persen penduduk Afrika tidak memiliki akses fasilitas membersihkan perlengkapan rumah, dan rasio 1,8 tempat tidur di rumah sakit untuk 1.000 orang. Bandingkan dengan Prancis, 5.98 kursi untuk 1.000 orang.
Selain itu, 56 persen populasi penduduk kota di Afrika terkonsentrasi di area kumuh yang padat penduduk dan rentan menderita HIV/AIDS, tuberculosis dan gizi buruk.
Afrika juga mengimpor 94 persen obatan-obatan. Sementara sedikitnya 71 negara melarang atau membatasi ekspor pasokan penting untuk memerangi penyakit ini.
UNECA mengatakan Afrika yang terdiri dari 54 negara membutuhkan dana jaringan pengaman segera untuk kesehatan dan sosial sekitar US$ 100 miliar untuk mengatasi dampak wabah Corona.
"Untuk melindungi dan membangun kesejahteraan bersama sedikitnya dibutuhkan US$ 100 miliar segera untuk merespons sumber kesehatan dan jaringan pengaman sosial," kata UNECA dalam laporan sebagaimana dikutip dari Reuters, 17 April 2020.
UNECA juga mendukung seruan menteri keuangan Afrika untuk tambahan stimulus US$ 100 miliar yang mencakup penghentian seluruh utang luar negeri.
Wabah virus Corona di Afrika terkonfirmasi 20 ribu kasus. Namun Organisasi Kesehatan Dunia, WHO memperingatkan bahwa Afrika akan menghadapi 10 juta kasus dalam tiga hingga enam bulan ini.
Sejauh ini sebagian besar pemerintah di Afrika telah melakukan langkah pencegahan wabah Corona seperti menjaga jarak, jam malam, dan panduan perjalanan hingga lockdown.