TEMPO.CO, Jakarta - Pembelot asal Korea Utara, Thae Yong-ho, berhasil meraih kursi di pemilu legislatif Korea Selatan. Dengan kata lain, ia menjadi pembelot Korea Utara pertama yang berhasil memenangkan kursi parlemen di Korea Selatan.
"Thae Yong-ho maju sebagai wakil dari United Future Party dan berhasil memperoleh suara 58.4 persen," sebagaimana dikutip dari BBC, Kamis, 16 April 2020.
Baca Juga:
Pra "pengkhianatannya", Yong-ho adalah seorang diplomat. Ia bekerja sebagai Wakil Duta Besar Korea Utara di Inggris. Namun, setelah bertahun-tahun bekerja sebagai diplomat, ia merasa tidak mampu lagi menutup-nutupi realita kejam di Korea Utara.
Tahun 2016, ia memutuskan untuk membelot ke Korea Selatan. Ia bahkan mengubah nama belakangnya menjadi Gu-min yang berarti "penyelamat". Namun, hal itu bukan perkara mudah baginya. Ketika dirinya memutuskan untuk membelot, otomatis dirinya menjadi target serangan Korea Utara.
Masa-masa awal hidup di Korea Selatan, Yong-ho dihajar berbagai tuduhan. Media-media di Korea Utara menyebutnya sebagai pelaku pelecahan seksual, penipu, dan juga koruptor. Ia juga disebut sebagai sampah masyarakat oleh Pemerintah Korea Utara. Namun, hal itu tidak membuat Yong-ho jatuh.
Alih-alih jatuh, Yong-ho menjadi semakin berani mengkritik rezim Kim Jong-un di Korea Utara. Ia juga rutin mengkampanyekan perlindungan terhadap pembelot-pembelot Korea Utara lainnya yang jumlahnya mencapai 33 ribu orang. Menurutnya, nyawa mereka kerap terancam dan hal itu menjadi pesan politiknya dalam Pemilu kemarin.
"Saya ingin menunjukkan bahwa ada masa depan untuk mereka (pembelot Korea Utara) di sini (Korea Selatan)," ujar Yong-ho.
Yong-ho berharap kemenangannya akan membuat gerah Korea Utara. Ia ingin menunjukkan ke Korea Utara apa yang bisa terjadi jika rakyat mulai meninggalkan mereka.
Sebagai tambahan, Korea Selatan berhasil menyelenggarakan pemilu dengan lancar meski pandemi virus Corona mengancam. Keikutsertaan pemilih bahkan meningkat, menjadi 66,2 persen. Beberapa pemilih mengapresiasi langkah komisi pemilihan umum Korea Selatan yang tetap menerapkan pembatasan sosial dalam jalannya pemungutan suara.
Adapun hasil pemilu menunjukkan bahwa partai pendukung pemerintah, Partai Demokrat, belum terkalahkan. Mereka berhasil memperoleh 163 kursi dari total 300 di parlemen. Dengan kata lain, posisi Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, diyakini akan aman.
ISTMAN MP | BBC | KOREA TIMES