TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Spanyol dan Austria mulai melonggarkan aturan berkegiatan bagi warga mereka atau mulai menggeser lockdown Corona.
Pada Selasa, 14 April 2020, kedua negara tersebut mulai memperbolehkan warganya untuk mulai kembali bekerja alias mengurangi pembatasan-pembatasan terkait wabah Corona.
Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik langkah ini. Dilansir dari Reuters, WHO mengingatkan bahwa penyebaran COVID-19 yang mematikan itu belum mencapai puncaknya.
"Dari keseluruhan penularan di seluruh dunia, 90 persen di antaranya berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Jadi pastinya kita belum melihat masa puncak," kata Juru Bicara WHO Margaret Harris, dalam press briefing di Jenewa, Swiss, Selasa siang waktu setempat.
WHO mengatakan jumlah penambahan kasus di beberapa negara Eropa memang mulai menurun, termasuk di antaranya di Spanyol dan Italia. Namun di tanah Britania dan Turki, penurlaran terus tumbuh.
Di perbisnisan Spanyol, beberapa bisnis seperti konstruksi dan manufaktur telah diperbolehkan kembali memulai kerjaanya kembali. Sedangkan toko, bar, dan ruang publik masih ditutup hingga setidaknya 26 April 2020.
Dari laporan Reuters, laporan kematian akibat Virus Corona di Spanyol masih meningkat pada Selasa, sebanyak 567 kasus. Angka ini naik dari peningkatan hari sebelumnya sebanyak 517 kasus. Meski begitu, Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan peningkatan ini adalah yang terkecil sejak 18 Maret 2020. Hingga saat ini, total kematian akibat Corona di Spanyol telah menembus angka 18.056 jiwa.
Beberapa pekerja mengakui bahwa kelonggaran aturan bagi bisnis yang diberikan pemerintah Spanyol bisa menimbulkan lonjakan baru. Namun bagi Roberto Aguayo, perkeja konstruksi asal Barcelona, kelonggaran ini diberikan di waktu yang tepat.
"Kami benar-benar membutuhkannya. Saat kami hampir kehabisan makanan, kami kembali bekerja," kata dia.
Adapun di Austria, ribuan toko dilaporkan dibuka kembali pada Selasa. Austria sebenarnya beritndak cepat dengan telah menutup sekolah, bar, teater, restoran, sejak empat pekan lalu. Mereka telah meminta masyarakat untuk tinggal di rumah.
Dilaporkan ada 384 kematian akibat COVID-19 di Austria hingga saat ini. Angka ini lebih kecil dibanding negara-negara Eropa lain yang angka kematiannya jauh lebih tinggi.
EGI ADYATAMA | REUTERS