TEMPO.CO, Jakarta -Rebutan pengaruh di Pasifik antara Australia dan Cina tampak di Vanuatu, negara yang diterjang badai tropis Harold pada 6 April lalu.
Pesawat Angkatan Udara Australia, Royal Australian Air Force, RAAF, yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Vanuatu memutuskan berbalik pulang saat menyaksikan pesawat Cina yang membawa perlengkapan medis lebih dulu mendarat di bandara Port Vila, Vanuatu.
Peristiwa itu terjadi pada hari Minggu, 12 April 2020.
Keputusan untuk kembali ke Australia yang berjarak sekitar 2 ribu kilometer dari Vanuatu dilakukan sekalipun pihak pengawas trafik bandara Port Vila menyatakan area bandara masih tersedia buat pesawat Australia mendarat.
"Pesawat Cina berada di satu ujung landasan pacu. Masih ada 2 ribu meter landasan pacu yang tersedia. Kami memberi izin untuk mendarat. Mereka malah berputar-putar," kata Jason Rakau, kepala eksekutif Bandara Vanuatu kepada Reuters, 14 April 2020.
Juru bicara menteri pertahanan Australia, Linda Reynold tidak segera menanggapi permohonan tanggapan atas peristiwa itu.
Pesawat Cina membawa peralatan kesehatan bantuan provinsi Guangdong digunakan untuk mengatasi virus Corona. Pesawat itu mendarat di bandara Port Vila pada hari Sabtu.
Komisi Tinggi Australia untuk Vanuatu menjelaskan, pesawat RAAF yang tiba pada hari Senin membawa bantuan pemulihan termasuk perlengkapan tempat penampungan, selimut, dan lampu solar sebagai bagian dari paket bantuan senilai 4 juta dollar Australia.
Direktur Program Kepulauan Pasifik di Lowy Institute, think tank kebijakan luar negeri Australia, mengatakan peristiwa yang terjadi di bandara Port Vila sebagai hal yang aneh.
"Koordinasi penting. Saat Anda berdua berusaha membantu, bahkan jika Anda tidak akan bekerja sama, setidaknya jangan saling menghalangi," kata Pryke kepada Reuters.
Badai tropis Harold yang menerjang Vanuatu pada 6 April lalu telah menghancurkan 1.000 sekolah dan 90 persen rumah di Sanma, tempat paling parah diterjang badai, menurut laporan PBB.
Media setempat melaporkan, dua orang tewas akibat hantaman badai Harold.
Vanuatu telah menutup perbatasannya untuk menghentikan laju penularan virus Corona. Bantuan dari Cina dan Australia ditangani staf dengan mengenakan pakaian pelindung diri,
Pelaksana Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai mengatakan, peralatan tes rapid virus Corona dari Cina dibutuhkan segera oleh rumah sakit.
Australia yang secara tradisional merupakan pendonor bantuan kemanusiaan terbesar di kepulauan Pasifik, berupaya mempererat kerja sama dengan negara kepulauan ini di tengah resiko dibayang-bayangi Cina yang juga memberikan bantuan kemanusiaan dan keuangan di kawasan ini.