TEMPO.CO, Jakarta - Gereja Katolik Roma Sri Lanka menyatakan telah memaafkan para pelaku bom bunuh diri di tiga gereja dan tiga hotel mewah pada minggu Paskah tahun 2019 yang menewaskan sedikitnya 279 orang dan melukai sekitar 600 orang.
"Kami menaruh kasih kepada para musuh yang berusaha menghancurkan kami. Kami memaafkan mereka," kata Kardinal Malcolm Ranjith dalam misa Minggu Paskah yang disiarkan televisi setempat di Colombo, Sri Lanka, sebagaimana dilaporkan Aljazeera, 12 April 2020.
Kardinal Ranjith mengatakan, Gereja Katolik sebagai minoritas di Sri Lanka berusaha mengurangi ketegangan dan menjalankan pesan dan harapan Yesus Kristus.
Kardinal Ranjith setahun lalu telah meminta pemerintah untuk mundur karena dituding gagal melakukan penyelidikan atas konspirasi internasional di belakang serangan gereja dan hotel mewah di Sri Lanka.
Presiden Maithripala Sirisena kemudian kalah dalam pemilu November lalu. Saudara mantan presiden Mahinda Rajapaksa, Gotabaya memenangkan pemilu.
Penyelidikan serangan mematikan ini telah menempatkan dua pejabat tinggi Sri Lanka sebagai terdakwa, yakni kepala kepolisian dan sekretaris untuk Kementerian Pertahanan. Keduanya didakwa tidak melakukan upaya intelijen mengenai serangan ini.
Polisi juga telah menangkap 135 orang yang diduga terkait dengan aksi bom bunuh diri di 3 gereja dan 3 hotel yang dilakukan kelompok National Thowheed Jamaat group. Kelompok ini masih dalam dakwaan.
Perayaan Paskah tahun ini di Sri Lanka berlangsung di tengah jam malam untuk mencegah penularan wabah virus Corona. Sekitar 199 orang telah terinfeksi virus mematikan ini dan 7 orang tewas.