TEMPO.CO, Washington – Jumlah korban meninggal di Amerika Serikat akibat infeksi virus Corona atau COVID-19 mencapai lebih dari 23 ribu orang pada Senin, 13 April 2020.
Pejabat kesehatan Amerika mengatakan kondisi kemungkinan telah terlewati dan wabah ini telah mencapai puncaknya pada pekan ini.
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan ada 580 ribu orang terinfeksi virus Corona di Amerika. Ini merupakan jumlah tertinggi di dunia. Jumlah korban infeksi di seluruh dunia mencapai sekitar 1.8 juta orang dengan 120 ribu orang meninggal.
“Otoritas AS melaporkan jumlah korban meninggal sebanyak 1.513 orang pada Ahad kemarin,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 13 April 2020.
New York masih menjadi episentrum wabah virus Corona di AS dengan korban meninggal lebih dari 10 ribu orang di sana.
Sedangkan Wyoming menjadi negara bagian terakhir dari total 50 negara bagian, yang melaporkan korban meninggal akibat infeksi virus Corona, pada Senin kemarin.
Pemerintah AS telah menyarankan warga untuk tinggal di rumah atau isolasi mandiri agar tidak terinfeksi virus Corona. Sejumlah negara bagian seperti New York dan California menerapkan aturan ketat yang melarang publik melakukan kegiatan tidak penting di luar rumah seperti larangan berolah raga.
Perintah larangan ini membuat toko dan pusat keramaian tutup. Jalan-jalan di Kota New York menjadi sepi dari kondisi sebelumnya terbilang sangat ramai.
Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, mengindikasikan 1 Mei sebagai opsi pelonggaran larangan kegiatan publik. Namun, dia masih mengatakan ini memerlukan kajian dan informasi tren penyebaran virus Corona.