TEMPO.CO, Vatikan City – Paus Fransiskus mengatakan masyarakat harus bersatu mendukung kaum perempuan yang menjadi korban tindak kekerasan domestik selama masa lockdown untuk penanganan virus Corona.
Paus memuji upaya perempuan digaris terdepan untuk membantu masyarakat selama krisis kesehatan ini.
Dia menyebut sejumlah profesi yang berperan besar digaris terdepan seperti dokter, perawat, polisi, penjaga lembaga pemasyarakatan, dan penjual toko yang menjual barang kebutuhan warga masyarakat.
“Terkadang mereka terkena risiko tindak kekerasan di dalam rumah, yang mereka alami sebagai beban yang terasa berat,” kata Paus Fransiskus, saat bicara dari ruang perpustakaan di Vatikan, seperti dilansir Reuters pada 13 April 2020.
Paus Fransiskus juga memuji peran perempuan di rumah dengan mengurus anak, orang lanjut usia dan kaum disabilitas.
“Mari kita berdoa untuk mereka, agar Tuhan menganugerahkan mereka kekuatan dan komunitas kita mendukung mereka dan keluarganya,” kata Paus.
Tindak kekerasan domestik terhadap perempuan meningkat di sejumlah negara selama masa pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi, yang diterapkan sejumlah pemerintah, untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona.
Pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi ini membuat warga tidak bisa beraktivitas di luar rumah seperti biasa.
Menurut data dari YWCA di New Jersey bagian utara, Amerika Serikat, ada peningkatan telepon permintaan bantuan dari perempuan yang mengalami tindak kekerasan domestik. Jumlahnya meningkat sebanyak 24 persen.
Di Spanyol, telepon permintaan bantuan terkait tindakan kekerasan domestik naik 12.4 persen selama dua pekan pertama lockdown dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kementerian Kesetaraan Spanyol mengatakan permintaan konsultasi online juga naik 270 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Kelompok advokasi di Amerika Serikat juga mengungkapkan keprihatinan mereka dengan peningkatan jumlah kepemilikan senjata api selama masa penyebaran wabah virus Corona ini.
Ini karena pemerintah masih mengizinkan toko senjata untuk berjualan saat terjadinya pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi, yang menutup sekolah, tempat bisnis dan hiburan.
Kelompok advokasi perempuan di Italia juga merasa khawatir perempuan menjadi lebih rentan terhadap tindak kekerasan domestik. Ini karena terjadi penurunan laporan tindak kekerasan domestik selama masa lockdown. Mereka menduga ini terjadi karena kaum perempuan merasa kesulitan untuk menghubungi petugas.
Pidato rutin Paus Fransiskus selama peringatan Paskah berlangsung tanpa diikuti kehadiran fisik warga di Lapangan Santo Petrus. Ini karena adanya pembatasan kegiatan publik atau lockdown di sana.
Sebanyak sekitar 19.500 orang Italia meninggal akibat infeksi virus Corona hingga Ahad pekan lalu. Jumlah ini kedua tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat, yang tercatat sekitar 22 ribu korban jiwa.