TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina memberlakukan kebijakan baru terkait akses dan publikasi jurnal penelitian virus Corona. Sekarang, semua jurnal penelitian terkait virus Corona harus diperiksa dulu oleh pemerintah sebelum bisa dipublikasikan. Terutama, jurnal yang berkaitan dengan asal usul virus dengan nama resmi COVID-19 itu.
"Studi yang berkaitan dengan asal-usul virus Corona akan mendapat perhatian khusus dari pemerintah Cina sebelum diberi izin untuk dipublikasikan," sebagaimana dikutip dari CNN, Senin, 13 April 2020.
Kebijakan baru ini terungkap dari situs-situs universitas di Cina yang mengunggah aturan baru untuk publikasi jurnal. Salah satunya adalah situs Universitas Fudan yang memaparkan secara detil mekanisme pemeriksaan dan publikasi terhadap jurnal-jurnal terkait virus Corona.
Mengutip CNN, ada beberapa poin penting dari unggahan tersebut. Pertama, semua penelitian yang berkaitan dengan pelacakan dan asal-usul virus Corona harus diawasi dan diperiksa dengan ketat. Kedua, usai jurnal disetujui oleh dewan akademik di kampus, jurnal itu harus dikirim ke Kementerian Pendidikan. Di Kementerian Pendidikan, jurnal akan diteliti oleh satgas khusus sebelum diputuskan apakah bisa dipublikasikan atau tidak.
Belakangan, unggahan tersebut dihapus oleh Universitas Fudan. Namun, unggahan yang asli, yang terakhir terpampang pada Jumat lalu, masih bisa diakses via web.archive.
Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Langkah pemerintah Cina tersebut mendapat kritik dari para akademisi dan peneliti di Cina. Menurut mereka, kebijakan yang diterapkan malah akan menghalangi jalannya penelitian terhadap virus Corona. Namun, karena kebijakan ini datang langsung dari pemerintah pusat, mereka tidak bisa berbuat banyak untuk mencegahnya.
"Saya rasa ini adalah langkah pemerintah Cina untuk mengkontrol narasi soal asal-usul virus Corona, untuk memberi kesan bahwa wabah yang terjadi tidak berasal dari Cina," ujar salah seorang peneliti yang enggan disebutkan namanya atas alasan keamanan.
"Saya rasa pemerintah Cina tidak akan mentolerir penelitian apapun yang berkaitan dengan asal usul virus Corona," ujar peneliti itu lebih lanjut.
Kementerian Pendidikan Cina membenarkan soal adanya kebijakan pemeriksaan jurnal itu. Dan, mereka juga menyatakan bahwa arahan itu tak seharusnya dipublikasikan di situs kampus. "Itu dokumen internal," ujar pegawai Kementerian Pendidikan Cina yang enggan disebutkan namanya.
Sebagai catatan, Cina dan Amerika sempat berkonflik soal asal-usul virus Corona. Keduanya saling menuduh satu sama lain soal asal virus yang telah memakan ribuan korban jiwa itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, bahkan menebar isu bahwa virus Corona diciptakan oleh Amerika dan dibawa ke Cina oleh personil militer,
Sejauh ini, yang berkembang di publik, asal-usul virus Corona (COVID-19) diyakini berasal dari konsumsi hewan liar. Sebab, karakteristik virus Corona menyerupai virus yang berada di dalam tubuh hewan liar, salah satunya kelelawar. Wuhan, yang menjadi lokasi awal penyebaran virus Corona, kebetulan juga terkenal karena pasar hewan liarnya. Namun, hal ini masih diteliti hingga sekarang.
ISTMAN MP | CNN