Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Takut Tularkan Virus Corona, Warga Afrika di Cina Didiskriminasi

image-gnews
Warga Afrika tidur di jalanan di Guangzhou, setelah tidak dapat menemukan tempat untuk tidur.[CNN]
Warga Afrika tidur di jalanan di Guangzhou, setelah tidak dapat menemukan tempat untuk tidur.[CNN]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Afrika di Guangzhou, Cina, mengalami diskriminasi di tengah ketakutan virus Corona menimbulkan sentimen anti-warga asing.

Di kota Cina selatan, orang Afrika telah diusir dari rumah mereka oleh tuan tanah dan ditolak hotel, meskipun banyak yang mengklaim tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini atau kontak yang diketahui dengan pasien COVID-19.

Wawancara CNN dengan puluhan warga Afrika yang tinggal di Guangzhou menceritakan bagaimana mereka diusir dan terlantar, menjadi sasaran pengujian acak COVID-19, dan dikarantina selama 14 hari di rumah mereka, meskipun tidak memiliki gejala atau kontak dengan pasien yang dikenal.

Otoritas kesehatan di provinsi Guangdong dan Biro Keamanan Umum Guangzhou tidak menanggapi permintaan komentar.

"Sejak awal wabah koronavirus, China dan negara-negara Afrika selalu saling mendukung dan selalu berjuang melawan virus bersama," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian pada Kamis kemarin.

"Saya ingin menekankan bahwa pemerintah Cina memperlakukan semua orang asing di Cina secara setara, menentang praktik berbeda yang ditargetkan pada kelompok orang tertentu, dan tidak memiliki toleransi terhadap kata-kata dan tindakan diskriminatif," lanjutnya.

Guangzhou telah lama memiliki komunitas Afrika terbesar di Cina. Karena banyak orang Afrika di kota itu memiliki visa bisnis jangka pendek, mereka melakukan perjalanan ke Cina beberapa kali setahun, sehingga sulit untuk menghitung ukuran populasi Afrika di kota itu. Tetapi pada 2017, sekitar 320.000 orang Afrika memasuki atau meninggalkan Cina melalui Guangzhou, menurut Xinhua.

Bendera nasional Cina dikibarkan setengah tiang di Lapangan Tiananmen di Beijing, saat Tiongkok mengadakan duka nasional bagi mereka yang meninggal karena Virus Corona pada festival penyapuan makam Qingming, 4 April 2020. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Penduduk Afrika mengatakan permusuhan lokal terhadap kehadiran mereka bukanlah hal baru. Tetapi ketika kasus virus Corona muncul di komunitas Afrika bulan ini, maka menjadi penambah ketegangan yang sudah ada.

Sebuah laporan pada 4 April menuduh bahwa seorang warga negara Nigeria dengan COVID-19 telah menyerang seorang perawat Cina yang mencoba menghentikannya meninggalkan bangsal isolasi di sebuah rumah sakit Guangzhou. Laporan itu dibagikan secara luas di media sosial. Warga Afrika di sana mengaku mendapat perlakuan rasis setelah laporan itu beredar.

Kemudian pada 7 April, otoritas Guangzhou mengatakan lima orang Nigeria dinyatakan positif COVID-19.

Khawatir dengan sekelompok masyarakat Afrika, otoritas Guangzhou meningkatkan tingkat risiko Yuexiu dan Baiyun, daerah yang menjadi rumah bagi dua kantong Afrika di kota itu, dari yang rendah ke sedang, menurut laporan media pemerintah Global Times.

Pemerintah setempat pada Selasa melaporkan 111 kasus impor COVID-19 di Guangzhou, dengan 28 pasien dari Inggris dan 18 dari AS. Dalam wawancara dengan CNN, warga negara Amerika dan Inggris di Guangzhou mengatakan mereka belum mendengar laporan pengujian paksa, penggusuran di rumah dan tindakan karantina tambahan yang dikenakan pada anggota komunitas mereka.

Bagaimanapun, pada hari Sabtu Konsulat AS di Guangzhou memperingatkan warga Afrika-Amerika untuk menghindari perjalanan ke kota.

Pada 21 Maret, pedagang barang Nigeria, Chuk, yang tidak ingin menggunakan nama lengkapnya karena takut akan pembalasan pemerintah, terbang kembali ke Guangzhou, rumahnya sejak 2009. Dia ingin melanjutkan bisnis perdagangannya kembali setelah virus Corona sudah mereda.

Daerah di sekitar Guangzhou adalah pusat manufaktur, tempat banyak orang Afrika membeli barang murah untuk dijual kembali ke tanah air.

Chuk kembali tujuh hari sebelum Cina menutup perbatasannya dengan sebagian besar warga negara asing, tetapi pada saat kedatangan, dia mengatakan dia diberitahu bahwa dia perlu memasuki karantina pemerintah di sebuah hotel selama dua minggu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai seorang pedagang, Chuk sering bepergian, dan terbiasa tinggal di hotel selama waktunya di Cina.

Tetapi pada hari Selasa, Chuk mengatakan bahwa ketika ia dibebaskan, bersama dengan sekitar 15 orang Afrika lainnya, dengan pemeriksaan kesehatan yang bersih, mereka secara efektif menjadi tunawisma.

"Kami pergi ke hotel dengan sertifikat kesehatan, tetapi kami ditolak," katanya. Kelompok itu pergi ke kantor polisi untuk melaporkan bahwa hotel menolak untuk membiarkan orang Afrika tinggal, tetapi polisi menolak untuk berbicara dengan mereka.

Biro Keamanan Umum Guangzhou, yang mengawasi polisi, tidak menanggapi permintaan komentar.

Chuk mengatakan dia tidak punya pilihan selain tidur di luar selama dua malam, sebelum menemukan sofa teman untuk ditiduri. "Hujan turun pada hari itu dan berikutnya dan kami semua basah kuyup dan barang-barang kami basah kuyup," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

15 jam lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

15 jam lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

1 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

1 hari lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

1 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

1 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menyisakan pekerjaan rumah bagi PT Kereta Api Indonesia berupa utang Rp6,9 triliun ke Bank Pembangunan Cina (CDB)


Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

1 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (kedua dari kiri) saat acara High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dan Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Timur Nusa Tenggara, Jumat (19 April 2024). ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan
Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

2 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

2 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Kereta cepat Jakarta-Surabaya pernah direncanakan akan dibangun pada masa pemerintahan Jokowi periode pertama, namun proyek tidak jadi dilaksanakan.