TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Cina semakin memperketat kontrol kualitas masker bedah, masker N95, ventilator, dan perlengkapan APD virus Corona lainnya setelah laporan cacat produk dari negara lain.
Kebijakan tersebut, yang diumumkan oleh Bea Cukai Cina pada hari Jumat, menunda ekspor APD pada hari Sabtu ketika produsen, agen pengiriman, dan pedagang mencoba mematuhi pedoman baru. Penundaan tergantung pada kota, mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari atau lebih lama, karena pejabat pemerintah akan memeriksa produk terlebih dahulu sebelum dikirim.
Cina berupaya untuk menyeimbangkan permintaan global untuk alat pelindung diri (APD) seiring meningkatnya jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia, sambil memastikan bahwa produsen dan penjual tidak membanjiri pasar dengan produk yang tidak bersertifikat atau jelek, menurut laporan Reuters, 12 April 2020.
Peraturan tersebut mengikuti pengaduan yang sangat dipublikasikan dari beberapa pemerintah dan rumah sakit bahwa mereka menerima APD cacat dari Cina.
Pada akhir Maret, para pejabat Belanda menarik kembali puluhan ribu masker yang dikirim ke Belanda dari Cina, yang menyatakan masker tidak memenuhi standar kualitas.
Seorang guru menjelaskan cara memakai masker kepada siswa di Sekolah Menengah No. 8 di Prefektur Kashgar, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, Cina, 16 Maret 2020. Xinhua/Ding Lei
Peraturan yang diterbitkan pada hari Jumat, dari badan pabean Cina, mengharuskan perusahaan yang memproduksi APD untuk ekspor untuk menyerahkan dokumentasi tambahan dan melalui proses inspeksi yang dipimpin pemerintah.
Cina adalah produsen dominan dunia dari berbagai macam pasokan medis. Keunggulan manufakturnya telah melebar di banyak sektor karena nemobilisasi produksi pasokan medis nasional sejak akhir Januari, ketika Beijing memerintahkan lockdown di kota Wuhan untuk mengekang penyebaran cepat virus Corona di sana.
Produksi masker dan respirator harian Cina melonjak dari 10 juta pada awal Februari menjadi 116 juta hanya empat minggu kemudian, menurut New York Times.
Badan bea cukai Cina mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan menilai kualitas pasokan medis sebelum ekspor. Bea cukai telah memeriksa apakah persediaan medis dihitung secara akurat, apakah barang-barang itu melanggar hak paten asing dan apakah dokumen yang menyertai pengiriman itu palsu.
Bea cukai tidak memberikan indikasi berapa lama pengujian kualitas mungkin berlangsung.
Banyak pabrik sudah memiliki inspektur kualitas mereka sendiri. Peraturan baru pemerintah mengharuskan pemeriksaan tambahan oleh inspektur bea cukai atau inspektur pemerintah lain yang bertindak atas nama mereka.
Aturan baru tersebut mencakup ekspor Cina dalam 11 kategori: respirator medis dan masker bedah, pakaian pelindung medis, termometer inframerah, ventilator, topi bedah, kacamata medis, sarung tangan medis, penutup sepatu medis, monitor pasien, handuk desinfeksi medis dan disinfektan medis.
Dua minggu lalu Beijing mewajibkan pabrik yang memproduksi pasokan medis disertifikasi oleh pemerintah sebelum mereka dapat mengekspor barang-barang mereka, setelah mendapat keluhan cacat barang dari negara lain.
Kebijakan itu menyebabkan keterlambatan ekspor di banyak pabrik yang sebelumnya memproduksi berbagai barang, tetapi tiba-tiba beralih untuk membuat peralatan medis setelah lockdown Wuhan pada 23 Januari.
Pabrik-pabrik itu biasanya tidak memiliki sertifikasi medis dari Beijing, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkannya.
Jika pabrik-pabrik ini sekarang diizinkan untuk mengekspor pasokan medis yang lulus inspeksi kualitas, maka hal itu dapat memungkinkan lebih banyak perusahaan di Cina untuk mengekspor produk yang diperlukan untuk memerangi pandemi virus Corona.