TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah wilayah di Iran membuka kembali aktivitas pemerintahan dan bisnis pada Sabtu, 11 April 2020, setelah negara itu melakukan lockdown singkat untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Sedangkan kantor pemerintahan dan aktivitas bisnis di Ibu Kota Tehran kemungkinan bakal aktif lagi per Sabtu depan dengan catatan mereka harus tetap memberlakukan aturan seperti social distancing yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Iran.
Adapun kantor pemerintahan di Ibu Kota Tehran akan dibuka lagi dengan kondisi hanya dua per tiga pegawai yang datang kantor.
Dikutip dari english.alarabiya.net, otoritas Iran sebelumnya memerintahkan badan-badan pemerintah dan sektor bisnis, tutup dulu seminggu setelah libur festival Nowruz yang berakhir pada 4 April 2020. Namun media di Iran mewartakan kantor-kantor pemerintahan di luar Ibu Kota Tehran pada Sabtu, 11 April 2020 sudah buka kembali dengan kondisi sepertiga karyawan bekerja dari rumah. Pegawai perempuan yang masih punya anak kecil mendapat prioritas dalam memilih cara kerja.
Kasus COVID-19 di Iran telah menjadi yang terburuk di Timur Tengah, yang menewaskan lebih dari 4.300 orang.
Kementerian Kesehatan Iran melaporkan ada 125 kasus baru kematian akibat virus corona sehingga total ada 4.357 pasien COVID-19 yang meninggal di negara itu. Iran mencatat ada lebih dari 70 ribu kasus COVID-19 dan otoritas menyebut dari jumlah itu ada 40 ribu pasien yang berhasil sembuh.
Selama berminggu-minggu, Iran menolak memberlakukan lockdown berskala besar seperti yang dilakukan negara-negara di Timur Tengah, meskipun kasus virus corona dan kematian yang disebabkannya mengalami kenaikan. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menawarkan bantuan kemanusiaan kepada Iran untuk memerangi virus corona, namun Tehran menolaknya dan meminta supaya mencabut saja sanksi ekonomi yang dikenakan pada negara itu.