TEMPO.CO, Jakarta - Lockdown parsial virus Corona di Israel akhirnya dicabut pada Jumat pukul 6 pagi waktu setempat setelah Passover atau Paskah Yahudi.
Israel melonggarkan jam malam dan pembatasan pada Jumat ketika virus telah menginfeksi 10.095 orang dan menewaskan 93 lainnya.
Dkutip dari Jerusalem Post, 10 April 2020, Channel 12 melaporkan bahwa beberapa maskapai penerbangan menerima izin dari Kementerian Transportasi dan Dalam Negeri Israel untuk mendarat di negara itu, termasuk dari tempat-tempat dengan jumlah virus Corona tinggi, seperti New York City. Para pengunjung mengurus administrasi di Bandara Ben-Gurion tanpa harus diuji virus Corona dan tidak diperintahkan untuk diisolasi. Namun, Kementerian Kesehatan Israel mengaku tidak tahu perihal masuknya penerbangan tersebut.
Pada saat yang sama, Dewan Keamanan Nasional Israel mengatakan telah mempresentasikan rencana strategi pasca Paskah. Rencana bertahap mencakup peningkatan persentase pekerja yang diizinkan untuk kembali ke lapangan, ditambah menguji berbagai model kerja secara bergiliran atau pada hari yang berbeda. Pendidikan khusus akan dilanjutkan dan perlahan setelahnya pra-sekolah, dan akhirnya seluruh sistem sekolah.
Kemudian, rencana Dewan Keamanan Nasional akan memungkinkan orang untuk melakukan perjalanan lebih jauh dari rumah mereka, namun tetap menutup mal dan sebagian besar tempat rekreasi.
Baca Juga:
Rencana bertahap juga melibatkan pencabutan lockdown kota berdasarkan tingkat infeksi, yang berarti infeksi paling sedikit menjadi yang pertama, kemudian orang-orang berdasarkan kategori usia dengan yang termuda dan paling sehat terlebih dahulu.
Di Bnei Brak, warga melihat kelonggaran pembatasan di kota mereka, di mana penduduk diizinkan bepergian ke luar kota untuk bekerja dan beberapa kebutuhan penting lainnya untuk pertama kalinya dalam seminggu, menurut Times of Israel.
Dari Selasa malam hingga Jumat pagi, warga Israel secara nasional telah dilarang pindah antar kota, di tengah kekhawatiran bahwa orang-orang yang bepergian untuk liburan Paskah dapat mengarah ke gelombang baru kasus virus. Di Yerusalem, penduduk dikarantina di salah satu dari tujuh zona batas yang memisahkan kota.
Jam malam yang lebih ketat, yang diberlakukan sejak Rabu malam dan memaksa warga Israel untuk tetap berada dalam jarak 100 meter dari rumah mereka, dicabut Kamis pagi.
Polisi Israel menahan dua pria Yahudi ultra-Ortodoks selama bentrokan ketika polisi memberlakukan lockdown sebagian untuk membendung penularan virus corona (COVID-19) di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, Senin, 30 Maret 2020. REUTERS/Ronen Zvulun
Ynet melaporkan bahwa sepanjang liburan hari Rabu dan Kamis, polisi telah membagikan ratusan denda kepada orang-orang yang melanggar pembatasan pergerakan.
Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan pencabutan lockdown dan keputusan pemerintah untuk melonggarkan karantina Bnei Brak, Kementerian Kesehatan mendesak warga Israel untuk terus mempertahankan peraturan jarak sosial.
"Bahaya virus Corona belum berlalu. Kita semua melihat apa yang terjadi di negara-negara lain di seluruh dunia," kata Menteri Kesehatan Yaakov Litzman. "Pembukaan ekonomi secara bertahap hanya akan mungkin jika kita semua memastikan untuk mematuhi aturan, terlepas dari kesulitannya."
Pengumuman itu mengatakan keputusan mengenai langkah-langkah khusus untuk Yerusalem, di mana sebagian besar infeksi telah di bagian ultra-Ortodoks kota, akan segera dilakukan.
Di bawah aturan yang tetap berlaku pada hari Jumat, warga Israel dapat melakukan perjalanan untuk bekerja atau kebutuhan penting lainnya, seperti berbelanja makanan atau obat-obatan, tetapi umumnya dilarang berada lebih dari 100 meter dari rumah mereka. Pertemuan lebih dari dua orang dilarang. Orang-orang juga diwajibkan mengenakan masker saat keluar dari rumah, tetapi aturan itu tidak akan diberlakukan sampai hari Minggu.
Para pejabat kesehatan dilaporkan telah mendorong agar lockdown nasional diperpanjang hingga akhir Paskah pada 15 April, tetapi dianulir oleh Kementerian Keuangan, yang telah memperingatkan kerusakan jangka panjang pada perekonomian Israel jika lockdown semakin lama diberlakukan.
Para pejabat khawatir warga Israel tidak akan menahan godaan untuk keluar selama liburan, berpotensi menyebabkan gelombang infeksi baru ketika negara itu berupaya mengekang penyebaran virus.
Tetapi Departemen Keuangan dengan cepat mengeluarkan pernyataan yang menolak perpanjangan lockdown.
"Klarifikasi: Batasan yang ditempatkan sebelum liburan di tempat kerja akan dicabut besok seperti yang direncanakan," kata juru bicara kementerian. "Situasi akan kembali ke batasan yang ada sebelum Malam Paskah."
Dalam beberapa hari terakhir, Israel telah melihat perlambatan tingkat kasus baru virus Corona, bahkan ketika jumlah kematian meningkat. Pada hari Senin, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintah Israel dapat mulai mengurangi beebrapa pembatasan lockdown virus Corona akhir pekan depan.