TEMPO.CO, Jakarta - Kanada akan mencabut pembekuan ekspor senjata ke Arab Saudi dan telah menegosiasi ulang kontrak penjualan kendaraan lapis baja General Dynamics Corp senilai US$ 14 miliar atau Rp 219 miliar dari Kanada ke Arab Saudi.
Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne mengatakan yang terjadi ini adalah sebuah kemajuan, dimana kontrak tersebut bisa menyediakan ribuan lapangan pekerjaan. General Dynamics Corp adalah anak perusahaan asal Kanada yang ada di Amerika Serikat, tempat memproduksi kendaraan lapis baja yang dipesan oleh Riyadh.
Dikutip dari reuters.com, pengumuman itu dikritik menandai sebuah kemunduran pemerintahan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang pada Desember 2018 menyebut pihaknya sedang mencari jalan keluar untuk kesepakatan kontrak itu.
Sejumlah kelompok HAM dan kubub oposisi mengkritisi kontrak pembelian kendaraan lapis baja dari Riyadh ke Arab Saudi dengan menyebut-nyebut pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi dan keterlibatan Arab Saudi di perang Yaman. Mereka yang menolak berkeras Ottawa telah membatalkan kesepakatan yang disetujui oleh pemerintahan yang memimpin pada 2014 silam.
Menurut Champagne, di bawah kesepakatan negosiasi ulang Kanada bisa memperlambat atau membatalkan izin jual-beli tanpa penalti jika Arab Saudi tidak menggunakan kendaraan-kendaraan lapis baja tersebut untuk hal melawan hukum. Pemerintah Kanada juga akan meningkatkan pengawasan tujuan penjualan senjata.
“Ini bukan sebuah cek kosong untuk siapa pun yang ingin mengekspor apapun ke Arab Saudi,” kata Champagne.
Trudeau mengatakan akan ada penalti besar bagi pembatalan kesepakatan. Namun tidak dijelaskan lebih detail seperti apa penalti itu. Sedangkan Champagne menyebut penalti akan akan bernilai separuh dari total kesepakatan.