TEMPO.CO, Jakarta - Kematian akibat virus corona di Kanada kemungkinan bisa menembus 500 orang mengingat sampai Kamis, 9 April 2020, ada 22 ribu kasus virus corona. Virus mematikan ini juga telah berdampak naiknya angka pengangguran yang pada bulan lalu mencapai angka 1 juta hilangnya lapangan pekerjaan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan negaranya tidak akan kembali normal sampai vaksin untuk virus mematikan ini dikembangkan, yang kemungkinan bisa memakan waktu sampai 18 bulan.
Sejumlah sumber di bidang kesehatan mengatakan dua skenario buruk yang mungkin terjadi sekitar 11 ribu atau 22 ribu orang akan meninggal. Sedangkan total orang yang mungkin terjangkit COVID-19 di Kanada bisa mencapai 934 ribu sampai 1,9 juta orang.
Seorang pengunjung melihat bahan-bahan makanan yang habis diborong setelah semakin meluasnya virus corona atai Covid-19 di Ontario, Kanada, 14 Maret 2020. REUTERS/Chris Helgren
Di perkirakan 500 – 700 orang di Kanada akan meninggal karena virus corona sampai 16 April 2020. Berkaca pada kondisi saat ini dimana hampir 21 ribu orang positif terjangkit COVID-19.
Kepala Kesehatan Masyarakat Kanada Theresa Tam mengatakan sangat penting saat ini masyarakat tetap berada di rumah. Kendati jumlah kasus virus corona yang ada saat ini terasa sangat banyak, Kanada memperlihatkan kalau negara itu masih punya kesempatan mengendalikan penyebaran virus corona.
Howard Njoo, Wakil Kepala Kesehatan Masyarakat Kanada, mengatakan jika semua yang direncanakan berjalan baik, gelombang pertama penyebaran virus corona bisa selesai pada akhir Juli atau Agustus 2020. Namun dia menekankan akan ada konsekuensi kecil dari dampak virus corona ini.
Sejumlah pemerintah daerah di Kanada telah memerintahkan agar aktivitas bisnis yang tidak terlalu penting dihentikan. Walhasil, jutaan warga Kanada sekarang tidak bekerja. Kanada mencatatkan rekor tertinggi kehilangan 1 juta lapangan kerja pada Maret 2020 lalu sehingga angka statistik pengangguran naik menjadi 7,8 persen.