TEMPO.CO, Roma – Sekitar seratus dokter meninggal saat menangani pasien terinfeksi virus Corona di Italia.
Data ini dilansir oleh Asosiasi Dokter Italia pada Kamis, 9 April 2020.
“Sekitar 80 orang bekerja di Italia bagian utara, yang merupakan episentrum wabah virus Corona di sana,” begitu dilansir CNN pada Kamis, 9 April 2020.
Sedangkan Institut Kesehatan Italia melansir ada sekitar 13.522 tenaga medis yang telah terinfeksi virus Corona.
Italia memasuki pekan ke delapan pembatasan kegiatan publik atau lockdown.
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan Italia menjadi negara dengan jumlah korban tewas terbanyak akibat infeksi virus Corona yaitu 17.669 orang.
Virus ini berasal dari Kota Wuhan, Cina bagian tengah, dan merebak sejak Desember 2019.
Virus menyebar lewat batuk atau bersin antarmanusia dan menimbulkan radang paru-paru, yang bisa berujung kematian.
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan ada sekitar 26.500 orang yang berhasil sembuh di Italia.
Ada sekitar 140 ribu orang terinfeksi virus Corona di Italia hingga Kamis kemarin. Sebanyak 3.700 orang menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit.
Ada tren positif di Italia yaitu jumlah pasien yang menjalani perawatan di ICU terus menurun selama lima hari terakhir.
Secara terpisah, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, meminta Uni Eropa untuk melonggarkan aturan anggaran untuk menangani dampak ekonomi dari wabah virus Corona.
Conte mengatakan kegagalan UE melakukan ini bisa memicu berakhirnya Eropa.
Anggota blok ekonomi ini sedang terbelah mengenai respon penanganan ekonomi akibat wabah virus Corona.
Conte menyerukan adanya tindakan kolektif dari UE.
“Negara Eropa harus bertindak tanpa jika atau tapi,” kata Conte dalam wawancara dengan media Bild asal Jerman seperti dilansir CNN pada Kamis, 9 April 2020.
Dia beralasan respon tiap negara terhadap wabah virus Corona, yang merupakan kondisi paling darurat dihadapi benua Eropa sejak Perang Dunia II, kurang efektif.