TEMPO.CO, New York -- Wali Kota New York City, Bill de Blasio, mengatakan sedang memikirkan pengadaan alat bantu pernapasan atau ventilator untuk para pasien terinfeksi virus Corona pada pekan depan.
Pengadaan alat bantu pernapasan ini telah memadai untuk pekan ini.
“Untuk pekan ini tidak ada masalah. Tapi ke depannya belum jelas,” kata De Blasio seperti dilansir CNN pada Rabu, 8 April 2020.
New York City melaporkan jumlah korban tewas terbanyak akibat virus Corona pada Selasa yaitu 806 orang. Jumlah orang terinfeksi baru pada hari yang sama juga melonjak sebanyak 5.825 orang.
Hingga Selasa, sebanyak 3.544 orang meninggal dunia akibat infeksi radang paru-paru yang disebabkan virus Corona ini. Total ada lebih 74 ribu kasus infeksi virus Corona di New York City.
New York City dan negara bagian New York menjadi episentrum atau pusat wabah virus Corona di AS. Total, ada sekitar lebih 12.900 orang meninggal di AS dengan jumlah total korban infeksi virus Corona mencapai nyaris 400 ribu orang.
Virus Corona, seperti dilansir Reuters, ditemukan pertama kali di Kota Wuhan pada Desember 2019, telah menyebar ke sekitar 200 negara. Virus ini telah menginfeksi sekitar 1.44 juta orang dengan 82 ribu orang meninggal.
Jumlah korban terinfeksi dan tewas terbanyak adalah Amerika Serikat. Ini disusul Spanyol dan Italia. Tiga negara berikutnya adalah Prancis, Jerman dan Cina.
Mengenai ventilator ini, Departemen Kesehatan AS mengatakan telah mengadakan kontrak pengadaan ventilator dengan General Motors sebanyak 30 ribu unit. Nilai kontrak ini sekitar US$489 juta atau sekitar Rp7.9 triliun.
Ventilator ini akan dikirim ke Pusat Cadangan Nasional Strategis AS pada akhir Agustus. Sebanyak sekitar 6.200 ventilator akan mulai dikirim sejak Juni.
Secara terpisah, negara bagian Michigan memesan empat lemari es besar untuk menyimpan jenazah korban meninggal akibat virus Corona. Tiap lemari es bisa menampung sekitar 40 jasad sehingga menambah kapasitas saat ini, yang tercatat sebanyak 300 jasad.
Michigan menjadi salah satu negara bagian di AS yang mengalami wabah virus Corona cukup banyak. Setelah New York, dan Michigan, ada New Jersey, dan Louisiana seperti dilansir data dari Johns Hopkins University.