TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang memutuskan untuk mengubah keputusannya perihal bantuan ekonomi untuk pekerja industri hiburan malam, termasuk pekerja seks komersial, di masa pandemi virus Corona (COVID-19). Kali ini, mereka memastikan pekerja industri tersebut juga akan ikut mendapat bantuan.
"Mereka yang bekerja secara legal di industri seks Jepang akan mendapat akses ke paket bantuan ekonomi," ujar Menteri Tenaga Kerja Kazunobu Kato sebagaimana dikutip dari CNN, Rabu, 8 April, 2020.
Pada awalnya, pemerintah Jepang merasa pekerja industri hiburan malam, mulai dari pekerja seks komersial hingga mereka yang bekerja di bar, tidak perlu mendapatkan bantuan ekonomi. Namun, belakangan, keputusan tersebut dikritik karena dirasa diskriminatif. Apalagi, mereka yang bekerja di industri hiburan malam juga harus menafkahi keluarga mereka.
Alahasil, kemarin, Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, menyampaikan bahwa pengecualian terhadap pekerja industri hiburan malam akan dikaji kembali. Dengan begitu, harapannya, semua warga yang membutuhkan bantuan bisa terbantu semasa pandemi virus Corona.
Mengutip CNN, Jepang hanya akan memberikan bantuan terhadap mereka yang bekerja secara legal. Adapun besaran bantuan yang akan diberikan adalah 8.330 Yen per hari atau hampir setara dengan Rp1,2 juta per hari.
Sejauh ini, tidak semua negara seperti Jepang dalam hal memberikan bantuan terhadap pekerja industri hiburan malam semasa pandemi virus Corona (COVID-19). Di Thailand, sejumlah pekerja seks komersial terpaksa turun ke jalan dan menantang batas-batas jam malam karena tidak mendapat jaminan bantuan ekonomi.
Di Inggris, pekerja seks komersial juga belum mendapat kepastian soal bantuan ataupun subsidi. Mereka yang terbiasa bekerja di bar terpaksa mencari cara lain untuk mencari nafkah. Beberapa mulai membuka jasa online. Namun, untuk mereka yang tidak terbiasa, hal itu bukan perkara mudah.
"Butuh waktu agar kami mendapatkan pelanggan di internet. Kalaupun mendapatkannya, juga butuh waktu sampai mereka mau membeli konten yang kami buat," ujar salah satu pekerja hiburan malam Inggris, Gracey, sebagaimana dikutip dari BBC.
ISTMAN MP | CNN | BBC